Warga Batangnguru, Sinar yang sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga saat memantau perbaikan sawahnya mengatakan, sejak Maret 2019 lalu, berhembus informasi akan ada upaya pemerintah daerah untuk membantu masyarakat terdampak bencana namun tidak ada hingga sembilan bulan berlalu.
“Agar sawah kembali dapat dikelola terpaksa saya meminjam uang dari kerabat sebanyak Rp 6 juta untuk membenahi dua petak sawah yang sebelumnya mampu menghasilkan 6 kwintal gabah,” kata Sinar.
Warga Batangnguru lainnya, Pasaratte menyampaikan, warga harus membayar penggunaan ekskavator Rp 750.000 per jam sehingga warga memberanikan diri mengambil uang bunga hingga kredit bank sebesar Rp 7-15 juta.
“Saya harap masyarakat diringankan dalam masalah yang dialami sehingga tidak dililit utang,” ucap Pasaratte.
Sebab, lanjutnya, jika sawah tidak berpenghasilan, maka penghasilan masyarakat akan dominan digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia