
Lima kepala desa berkumpul di Desa Totolisi untuk mendengar arahan Kapolsek Sendana dalam rangka menangkap manusia bertopeng.
MAJENE, mandarnews.com – Manusia bertopeng ini awalnya dilihat oleh Edal (60 tahun), warga Desa Pundau, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Sabtu 21 Januari 2017. Sewaktu pergi ke sawah, yang berada di timur Desa Pundau sekitar satu kilo meter dari pemukiman, tiba-tiba dikejutkan oleh manusia bertopeng dengan pakaian hitam-hitam membawa tas dan pedang di tangan menyerupai samurai. Edal, mengintai melalui semak-semak, namun manusia bertopeng lari mungkin karena mendengar suara ranting pohon kering yang diinjak Edal.
Dan hari ini, Senin (23/1) sekitar jam 08 pagi seorang Ibu rumah tangga, Ulang (57) juga mengaku melihat manusia bertopeng. Ulang berjalan menuju sawah untuk mencabut bibit padi yang hendak ditanam. Di tengah perjalanan ia berpapasan dengan manusia bertopeng yang buru-buru menuju ke arah sungai untuk menghindar. Karena takut, Ulang melaporkan apa yang dialaminya ke Kepala Desa Pundau, Suharman.
Melihat kondisi ini, dirasa tidak aman, Kepala Desa Pundau, Suharman langsung melaporkan ke Kantor Polsek Sendana. Kapolsek Sendana, AKP Thamrin Nur SH langsung merespon dengan mengambil langkah awal memanggil lima Kepala Desa, yakni Desa Pundau, Leppangan, Palipi Sendana, Totolisi dan Tallumbanua, yang akan diprediksi. Lima kepala desa itu yang dipanggil lebih awal karena wilayah mereka dianggap paling dekat dengan kejadian ditemukannya manusia bertopeng.
Para Kepala Desa ini, berkumpul dihalaman Kantor Desa Totolisi, untuk mengatur strategi dalam pencarian manusia bertopeng itu atas arahan Kapolsek Sendana, AKP Thamrin Nur.
“Untuk warga yang ikut bersama anggota Polsek Sendana mencari manusia bertopeng itu, jangan sampai main hakim sendiri serta tetap waspada, dan warga Desa Pundau dan sekitarnya tidak perlu resah karena kami anggota Polsek Sendana, bekerja sama dengan Pemerintah Desa, akan berusa menangkap orang bertopeng tersebut,” kata AKP Thamrin.
Siang pukul 01.19 Wita, Thamrin langsung membagi tugas dan mengarahkan anggotanya kemasing-masing desa untuk menyusuri hutan dan kebun yang di peridiksi bersembunyinya manusia bertopeng tersebut.(haslan)