Kadis Transnaker Mamasa, Hermin Lululangi menjelaskan kemajuan transmigrasi di Kabupaten Mamasa
Mamasa, mandarnews.com – Pembangunan wilayah transmigrasi pada Satuan Kawasan Pemukiman (SKP) yang telah ditetapkan dalam peta delineasi kawasan transmigrasi terus digenjot Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan (Distransnaker) Kabupaten Mamasa.
Kepala Dinas Transmigrasi dan Ketenakerjaan Kabupaten Mamasa, Hermin Lululangi kepada media, Selasa (7/8/2018) menjelaskan pembangunan transmigrasi di Kabupaten Mamasa ditempatkan di wilayah Pitu Ulunna Salu (PUS) yang meliputi tujuh kecamatan. Mulai dari Kecamatan Tabulahan, Buntu Malangka’ (Bumal), Aralle, Mambi, Bambang, Rantebulahan Timur (Rantim) dan Kecamatan Mehalaan.
Katanya, kawasan pembangunan transmigrasi di wilayah Barat Mamasa telah dibagi dalam empat Satuan Kawasan Pemukiman (SKP) yakni, Kecamatan Tabulahan dan Bumal merupakan SKP A (PUS I), kemudian Kecamatan Arale, Bumal dan Mambi SKP B (PUS II), Kecamatan Bambang dan Rantim SKP C (PUS III) dan Kecamatan Mehalaan SKP D(PUS IV).
“Kita jadikan Wilayah PUS sebagai kawasan pembangunan transmigrasi di Kabupaten Mamasa. Ini bertujuan untuk menunjang percepatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat yang ada di wilayah tersebut sehingga saat ini khusus wilayah Mehalaan terus digenjot,” ungkap Hermin.
Lanjut Hermin menyampaikan, pembangunan transmigrasi di Mamasa telah berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membuka akses trasnportasi kedaerah-daerah terpencil khususnya di kawasan PUS. Hal itu dapat dilihat di daerah Botteng dan Rano di Kecamatan Mehalaan ( SKP D PUS IV) yang duluhnya sangat terpencil kini menjadi daerah yang mulai terbuka. Akses jalan menuju daerah tersebut sudah semakin baik dan masyarakat disana telah menikmati hasil pembangunan.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan transmigrasi di Rano dapat dibuktikan dengan peningkatan produktivitas masyarakat khususnya warga transmigran.
Transmigran di Rano Kecamatan Mehalaan telah berhasil mengola lahan yang diberikan. Bahkan pasar di Mehalaan sudah mulai ramai pengunjung yang kebanyakan warga transmigran yang datang berbelanja dan menjual hasil pertaniannya.
Jumlah transmigran yang ada di Rano sebanyak 175 KK. Namun jumlah tersebut masih akan bertambah sebanyak 40 KK di tahun 2018.
Senada dengan itu, Askar Djafar seorang tokoh pemuda asal Mambi juga mengungkapkan bahwa pembangunan transmigrasi di Rano berhasil membuka isolasi daerah tersebut.
“Di Rano banyak keluarga saya. Dulu sebelum ditempati transmigrasi daerah itu sangat terisolasi sehingga kami jarang kesana tetapi sekarang daerah tersebut sudah berkembang sangat pesat. Akses jalan sudah bagus dan petani di sana sudah sangat banyak berhasil dengan berbagai jenis tanaman,” terang Askar.(Hapri Nelpan)