Wakil Bupati Mamuju Irwan Pababati berfoto dengan peserta Siswa Mengenal Nusantara asal Manokoari dan Sulbar
Mamuju, mandarnews.com – Kerusuhan yang terjadi di Manokwari tak memengaruhi keberadaan para pelajar dari Manokwari di Sulbar. Mereka aman di Sulbar. Sayangnya, waktu mereka terbatas untuk tinggal karena program yang diikuti hanya tujuh hari pelaksanaan.
Setelah mengikuti rangkaian kegiatan sejak 14 agustus lalu, sebanyak 23 orang pelajar asal Manokoari yang tergabung dalam Siswa Mengenal Nusantara (SMN) tahun 2019 dilepas kepulangannya di rujab Wakil Bupati Mamuju, Jln. Ahmad Kirang, Mamuju, Rabu (21/08/19). Program SMN sendiri diselenggarakan oleh Kementerian BUMN.
Para pelajar tersebut akan kembali ke daerah asal seusai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama 7 hari. Selain pelajar asal Manokwari, turut hadir pula 23 pelajar asal Sulbar yang juga terlibat dalam pelaksanaan pertukaran SMN itu. Pelajar Sulbar telah lebih dahulu dipulangkan dari Manokwari. Mereka tiba di bandara Tampa Padang, Mamuju pada 20 Agustus 2019.
Irwan Pababari, saat pelepasan, mengatakan pelepasan dan silaturahmi peserta SMN kepada pemerintah daerah kabupaten Mamuju merupakan hal yang sangat membanggakan dimana selama seminggu terakhir pelajar dari kedua daerah tersebut bisa saling mengenal lebih jauh adat, suku dan kebiasaan baik dari Manokwari maupun pelajar sulbar yang juga bertandang ke Papua Barat.
Irwan berharap kegiatan ini dapat semakin memperkuat kesatuan dan persatuan sebagai satu keutuhan Indonesia, serta pintu gerbang untuk semakin memperkuat sesama anak bangsa.
“Kita sangat bangga kepada adik-adik peserta baik dari Manokoari maupun peserta dari sulbar, adik-adik ini sudah membuktikan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia di atas segalanya. Sehingga kedepan perdamaian dan persatuan kita sebagai bangsa indonesia semakin erat,” tutur Wakil Bupati Mamuju saat dikonfirmasi di tengah pelepasan peserta SMN di rujab wakil bupati Mamuju.
Sedang Ketua Pendamping Peserta SMN Papua Barat, Bartolomeus, menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari Warga Sulawesi Barat. Ia mengatakan, sebelumnya para siswa telah menginap dan hidup bersama warga selama tujuh hari, sehingga banyak pelajaran terkait adat, budaya dan kebiasaan yang didapat para peserta.
Guru SMK di Manokoari itu juga menyebut setelah melihat langsung keberlangsungan dan kebiasaan masyarakat di Sulbar maka ada banyak hal yang dapat dijadikan pembelajaran terkhusus untuk mereka bawa pulang ke Manokoari.
“Setelah tujuh hari di sulbar, banyak hal yang dapat kami petik, keberlangsungan dan kebiasaan yang dilakukan masyarakat di Sulbar dapat kami bawa pulang sebagai pembelajaran di Manokoari, sehingga kedepan kita dapat lebih memperkuat persatuan dalam keberagaman, damai itu indah,” Pungkas Bartolomeus.
Sedang peserta asal SMA Negeri 1 Manokoari, Monika Winda Worijun mengaku selama menjalani proses SMN dirinya dan rombongan mendapatkan fasilitas dan sambutan yang baik dari pemerintah dan masyarakat.
Dia menjelaskan, selain belajar tentang adat istiadat dan kebiasaan di Sulbar, kegiatannya selama di Mamuju telah mengunjungi beberapa tempat wisata dan Festival Sandeq Race serta mengenal Sandeq yang merupakan perahu tradisional masyarakat Sulbar.
“Kami juga mengetahui makanan khas mamuju, dan banyak lagi,” sebut peserta perempuan berusia 16 tahun itu.
Setelah sesi pelepasan oleh wakil bupati Mamuju, para peserta langsung bertolak ke bandara Tampa Padang untuk terbang ke Manokwari.
Reporter : Sugiarto