
Pengunjung menikmati keindahan Air Terjun Indo Rannuang, Sabtu (16/10) di Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polman, Provinsi Sulbar.
Polman, mandarnews.com – Untuk mengisi akhir pekan, tentu tak sedikit masyarakat yang telah lebih dahulu membuat catatan rencana kunjungan destinasi wisata.
Hal ini dilakukan agar dalam kunjungan wisata nantinya, hasrat ingin melepas penat betul-betul dapat tersampaikan serta sesuai harapan.
Namun, untuk kunjungan wisata ke Air Terjun Indo Rannuang, yang berada di Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), sepertinya masyarakat tidak usah pikir-pikir lagi.
Pasalnya, keindahan alam yang disuguhkan di surga kecil ini sudah pasti akan membayar kepenatan dari para pengunjung.
Objek wisata yang masih perawan dari sentuhan pembangunan jelas menambah kemurnian serta keasrian curug ini.
Pengunjung yang berada di lokasi akan melihat langsung bagaimana keindahan air terjun yang bertingkat dan bervariasi.
Air terjun tingkat tertinggi dengan ketinggian tebing kurang lebih sekitar 70 meter disertai curah air yang jatuh dari puncak tebing cukup deras dan kedalaman sekitar dada orang dewasa sehingga masih terbilang aman.
Sementara untuk curug lainnya sangat variatif, mulai dari sekitar 2 meter, 4 meter, 6 meter, hingga sekitar 10 meter.
Di lokasi ini juga, mata pengunjung akan dimanjakan dengan bebatuan besar ditambah hamparan sungai panjang menuju aliran Limbong Sitodo.
Bahkan jika beruntung, pengunjung akan dijamu oleh sejumlah hewan mungil nan indah seperti kupu-kupu yang berwarna cerah dan kumbang.
Untuk melihat pemandangan yang lebih indah, sebaiknya pengunjung datang pada penghujan karena pemandangan di sekitarnya menjadi tampak lebih hijau dan debit air juga akan lebih banyak.
Sebaliknya, jika mengunjungi Indo Rannuang di musim kemarau tentu kondisinya lumayan kering dengan debit air yang sangat kurang, tetapi pengunjung masih bisa menikmatinya dengan mandi di bawah kucuran air yang terus mengalir.
Meski demikian, pengunjung tetap akan merasakan keasrian tempat ini serta dinginnya air yang menyelimuti tubuh.
Belum lagi, ketika sudah berada di puncak objek wisata ini, pengunjung dapat melihat dari jauh pemandangan yang memperlihatkan Kota Polman dan lautan yang lepas.
Walaupun tempat ini menjadi salah satu tempat wisata yang sangat direkomendasikan di Polman, tetapi untuk sampai ke objek wisata ini sangat membutuhkan perjuangan dan tenaga yang kuat mengingat lokasi air terjun ini berada sekitar 8 kilometer dari ibu kota Polman.
Untuk menuju objek wisata ini, pengunjung dapat menuju Kantor Desa Kunyi, lalu berbelok ke kanan menuju pusat desa berjarak sekitar 4 km. Setelah itu, akan ditemukan Limbong Sitodo, salah satu objek wisata. Dari titik sungai ini, dapat dilakukan penelusuran menuju Indo Rannuang.
Pengunjung yang telah mengetahui rute menuju Indo Rannuang akan terhenti di ujung rabat beton yang terdapat tugu Komando Distrik Militer (Kodim) 1402 Polman.
Tugu ini dibuat saat perintisan jalan menuju objek wisata Indo Rannuang dalam pelaksanaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) oleh Kodim 1402 Polman di Desa Kunyi.
Setelah tugu ini, pengunjung akan dihadapkan dengan dua pilihan, yakni melanjutkan perjalanan ke Indo Rannuang sejauh kurang lebih 4 kilometer dengan berjalan kaki atau memaksa menggunakan kendaraan hingga ke objek wisata.
Adapun jalan menuju ke objek wisata ini sangat terjal, dengan kondisi jalan tanah yang bercampur bebatuan.
Pengunjung akan terus melakukan pendakian dan beberapa segmen jalan akan berbatasan langsung dengan jurang.
Sebaiknya, pengunjung tidak memaksakan menggunakan kendaraan, apalagi saat hujan karena sangat berbahaya. Belum lagi saat ini sekitar 500 meter sebelum objek wisata terdapat longsoran yang bisa dibilang menutup 90 persen badan jalan.
Alhasil, pengendara hanya bisa melintas melewati bahu jalan yang berbatasan langsung dengan jurang tanpa adanya pengaman jalan.
Meskipun Air Terjun Indo Rannuang ini terbilang berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah, namun sepertinya objek wisata ini masih lalai dari perhatian dari pemerintah setempat.
Terbukti, di tempat wisata ini, belum ada sarana dan prasarana pendukung seperti tempat sampah sehingga sampah-sampah sisa dari para pengunjung berserakan di sekitar lokasi yang menganggu estetika dari objek wisata ini.
Belum lagi jalanan yang terbilang tidak layak untuk dilalui dengan kendaraan karena sangat berbahaya.
Salah satu pengunjung lokal, Rahma mengakui keindahan wisata ini.
“Namun, akses jalan yang masih sangat sulit menuju objek wisata membuat Indo Rannuang belum menjadi pilihan banyak orang,” ujar Rahma di Indo Rannuang, Sabtu (16/10).
Rahma berharap, pemerintah setempat baik desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi bisa turun tangan untuk memerhatikan tempat wisata ini.
“Mudah-mudahan ke depan akses menuju wisata ini bisa lebih baik tanpa harus melalui jalan seperti ini yang rawan menimbulkan korban,” pungkas Rahma. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia