
Anak gelandangan mengemis di trotoar area publik Kota Polewali, Minggu (17/5). Foto: Aty Achmad
Polewali Mandar, mandarnews.com – Di tengah pandemi Covid-19 anak-anak di Polewali Mandar masih ada terlihat berkeliaran di area publik jelang lebaran Idul Fitri 1441 Hijriyah.
Sarana umum seperti halte bus, dan jalur lampu merah, ATM, pasar, parkiran tempat mereka bekerja menjadi sasaran. Ada yang mengemis. Ada pula yang memulung sampah plastik. Alasannya demi sesuap nasi.
Seperti yang nampak pada, Minggu (17/5) pagi hingga sore hari ( 17/5) sejumlah anak usia sekolah TK dan SD nongkrong di jalur lampu merah Pekkabata menanti belas kasih masyarakat. Bahkan ada yang masih balita.
Vikram (9), salah satu dari mereka mengaku terpaksa mengais sampah jalanan sembari menunggu para dermawan menyalurkan sembako dan uang. Berapa pun nilainya diterima dengan senang hati.
“Saya di sini tiap hari keliling, cari sampah plastik, bisa dijual cari uang untuk jajanku bersama temanku. Biasa saya dikasih Rp. 2.000 sampai Rp.5.000 oleh orang lewat,” kata vikram.
Dua balita kembar, Rijal dan Rizal yang juga ikut-ikutan nongkrong di halte bus. Bernada polos Rijal mengaku di suruh orang tua mengemis.
“Saya ijal di sinika ikut, nasuruhka mamaku, ” terangnya polos
Gelandangan anak anak ini, kerap mendapatkan belas kasihan pengendara lalu lintas. Uang yang mereka dapatkan dibawa pulang untuk jajan.
Menanggapi hal tersebut, Jurnalis Peduli Anak (JePA) Mandar Rahmawati prihatin, anak TK SD korban eksploitasi, dan tubtutan ekonomi bekerja di luar rumah dalam situasi pandemi zona merah Covid-19.
“Anak-anak belajar di rumah aja di bawah asuhan orang tua. Mereka ini lugu tidak tahu apa-apa kenapa berada jauh dari rumah. Balita itu seharusnya masih berada di pangkuan ibunya untuk mendapatkan kasih sayang dan pendidikan di rumah. Hal tersebut patut mendapat perhatian serius semua pihak agar anak-anak ini tidak menjadi korban korona seperti halnya yang terjadi daerah lain,” ungkap Rahma.
Di Kandemeng Tinambung misalnya, sudah ada anak dalam perawatan karena terpapar Covid-19. Olehnya itu, lanjut Rahma, hendaknya tidak terjadi pembiaran anak bermain di luar rumah bahkan belum waktunya mereka mencari nafkah.
Hari Minggu adalah momen hari buku nasional, kata Rahma, seharusnya dimanfaatkan belajar di rumah dan bermain. (Aty Achmad)