Kantor BPS Mamasa
MAMASA, mandarnews.com – Angka kemiskinan Mamasa turun. Hal tersebut disampaikan langsung Kepala Kantor Pusat Statistik (BPS) Mamasa.
Angka kemiskinan Kabupaten Mamasa menurun yakni Tahun 2017 memiliki jumlah penduduk miskin dalam angka yakni 21.140 penduduk (13,51%) dengan jumlah penduduk 156.973 menurun di Tahun 2018 dengan jumlah angka penduduk miskin 21.220 (13,38%) dengan jumlah penduduk 157.420.
Hal tersebut dituturkan Kepala Kantor BPS Mamasa, Achmad Nasir Senin (18/2).
Achmad menjelaskan, pihaknya mengukur angka kemiskinan dengan menghitung pengeluaran perorang atau penduduk. Jika perorang memiliki pengeluaran perbulannya Rp.250.000 keatas dikategorikan tidak miskin tatapi jika dibawa Rp.250.000 dikategorikan penduduk miskin.
Achmad mempertegas bukan jumlah pendapatan penduduk yang diukur tetapi jumlah pengeluarannya sebab anggapannya lebih mudah menanyakan jumlah pengeluaran penduduk daripada menanyakan jumlah pendapatan penduduk.
Kepala Kantor BPS ini berharap, jika petugas sensus datang ke masyarakat diharapkan kepada masyarakat agar memberikan data dengan benar.
Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua Komisi III DPRD Mamasa, Joni Daud menyatakan apresiasi kepada BPS karena telah memberikan data angka kemiskinan penduduk Kab. Mamasa yang sifatnya menurun.
Joni Daud menambahkan, terbentuknya Kab. Mamasa sangat memberikan perubahan untuk penduduk Kab. Mamasa sendiri.
Pertanian yang dinilai mengalami peningkatan. Namun Ia mempertegas untuk menjaga pertumbuhan ekonomi masyarakat di bidang pertanian.
Begitu pula di bidang Perikanan karena menurutnya Kab. Mamasa berpotensi untuk memajukan ekonomi masyarakat dengan membudidayakan ikan khas Mamasa atau cocok dengan iklim Mamasa contohnya ikan tawar yakni Ikan Mas (Ikan Karper) maupun ternak lainnya yang bukan dibidang perikanan.
Wakil Ketua Komisi III berpesan, agar masyarakat menekuni pekerjaannya di bidang manapun. Ia juga berharap agar masyarakat mempunyai prioritas bidang usaha yang dilakukan.
Aditia, warga Mamasa mengatakan, saat ini Ia sementara melakukan usaha budidaya ikan Karper yang menggunakan modal awal Rp.2.000.000 untuk pengadaan bibit ikan. Aditia berharap agar pihak perikanan bisa turun ke masyarakat melihat dan mensurvei masyarakat yang sedang melakukan usaha perikanan untuk diajak kerja sama.
Ia menjelaskan jika pihak perikanan membantu pengadaan pakan ikan jelas adapula keuntungan pihak perikanan yang diberikan oleh masyarakat pelaku usaha di bidang Perikanan. (MG-2)