
Bupati Polewali Mandar, H. Samsul Mahmud, saat meninjau salah satu ruang kelas di SMKN Rea Timur yang akan dijadikan kelas sementara SR.
Polewali Mandar, mandarnews.com -Digadang-gadang bakal menjadi kelas sementara Sekolah Rakyat (SR), Bupati Polewali Mandar, H. Samsul Mahmud, berkumpul langsung Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Rea Timur yang terletak di Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar, Rabu (7/5/2025).
Dalam kunjungannya, Bupati Polewali Mandar melihat-lihat sendiri kondisi ruangan yang rencananya akan digunakan sebagai kelas, ruang makan, dan asrama yang akan digunakan peserta didik SR nantinya.
Walaupun beberapa di antaranya kotor karena sudah beberapa tahun tidak digunakan, keadaan ruangan secara keseluruhan masih layak, hanya di asrama saja yang plafonnya sudah berlubang dan perlu perbaikan.
Usai menginspeksi ruangan, Bupati Polewali Mandar, H. Samsul Mahmud, menjelaskan bahwa pemantauan ini adalah tindak lanjut dari pembangunan SR di Desa Sambaliwali, Kecamatan Luyo.
“Jadi, sebelum pembangunan, sudah ada kegiatan Sekolah Rakyat. Makanya, kami hadir hari ini untuk memastikan fasilitasnya, ruangannya. Alhamdulillah, kami dipinjamkan oleh SMKN Rea Timur untuk kurang lebih satu tahun. Saya lihat fasilitasnya tinggal dibenahi saja dan cukup representatif,” ungkap H. Samsul saat diwawancarai awak media.
Di ruangan kelas dan asrama, tambah H. Samsul, ada beberapa yang perlu diperbaiki, seperti plafon dan pintu.
Namun, H. Samsul belum bisa menentukan apakah perbaikannya akan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau tidak karena akan dilakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Kementerian Sosial (Kemensos).
“Belum tahu apakah akan menggunakan dana sharing dari sana atau bagaimana. Terlebih lagi, ini berkaitan dengan kepentingan, terutama peningkatan pemerataan SDM di Polewali Mandar,” imbuh H. Samsul lagi.
Pada awal pengoperasian di tahun ajaran baru bulan Juli nanti, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Polewali Mandar menargetkan bisa menerima 100 orang peserta didik bagi sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), masing-masing 50 peserta didik untuk tiap jenjang.
Sedangkan soal tenaga pendidik (tendik) di SR, H. Samsul mengemukakan jika belum ada petunjuk teknis (juknis) yang mengatur.
“Tapi, tadi Kasek menyampaikan jika memang dibutuhkan, rekrut saja guru-guru SMKN Rea Timur. Boleh saja, karena saya juga melihat kalau di sini sudah siap,” ujar H. Samsul.
Ada empat ruangan yang disiapkan untuk SR, untuk SD dua ruangan dan SMP 2 ruangan. Sasaran SR sendiri adalah anak yang putus sekolah, namun berfokus pada anak-anak yang memang kurang mampu secara ekonomi.
Perihal SMKN Rea Timur yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), H. Samsul mengaku tetap akan melakukan koordinasi.
“Lagipula, tanah tempat berdirinya sekolah adalah milik Pemkab dan digunakannya juga bukan untuk jangka panjang. Tujuannya sama-sama baik, tidak masalahlah. Ruangannya juga tidak dipakai, kegiatan SR juga nanti tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar di SMKN Rea Timur,” kata H. Samsul.
Bupati yang mengusung tagline “Polman Lebih Baik” itu pun belum mengetahui besaran anggaran yang akan dialokasikan karena semua berdasarkan petunjuk Kemensos, seperti biaya pembangunan dan operasional.
Di Desa Sambaliwali sendiri, menurut H. Samsul, lahan untuk SR sudah disurvei, lokasinya sudah siap, tinggal dibangun saja.
Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMKN Rea Timur, Taufik, S.Pd., MM, menyambut baik niat Pemkab Polewali Mandar yang ingin memfungsikan sementara ruangan di sekolahnya sebagai tempat aktivitas SR.
“Kebetulan di sekolah kami ada empat ruangan yang tidak terpakai, terbengkalai. Jumlahnya pas dengan yang dibutuhkan,” sebut Taufik.
Beliau pun yakin jika Dinas Pendidikan Provinsi Sulbar akan mendukung karena program ini merupakan instruksi langsung dari Presiden.
“Saya sudah juga menghubungi Kadis Pendidikan Provinsi Sulbar, bahkan berbicara langsung dengan Bupati tadi. Alhamdulillah, beliau menyambut dengan baik,” ucap Taufik.
Salah satu faktor pendukung pengoperasian SR, lanjut Taufik, adalah karena SMKN Rea Timur adalah sekolah berasrama.
“Kapasitas asrama 150 siswa-siswi, sedangkan penghuninya sekarang hanya 80 orang yang berasal dari daerah yang sulit dijangkau, seperti Tutar,” tukas Taufik.
Luas SMKN Rea Timur sendiri luasnya 8,6 hektar dengan jumlah peserta didik saat ini sebanyak 212 orang. (ilm)