Suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Bawaslu Polewali Mandar
Polewali, mandarnews.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Polewali Mandar melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman Kantor Bawaslu yang beralamat di Jalan Andi Depu Kelurahan Pekkabata Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar, Jumat (18/1/2019).
Yang menarik, Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) yang berasal dari 16 kecamatan sekabupaten Polewali Mandar turut menyiapkan makanan khas peringatan maulid, seperti telur dan sokkol dalam bentuk tiriq.
Ketua Bawaslu Polewali Mandar Ahmad Syaifuddin mengatakan, pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini merupakan yang pertama kalinya.
“Maulid ini baru pertama kali dilaksanakan, insya Allah tiap tahun dengan persetujuan pimpinan Bawaslu Polewali Mandar yang lain kegiatan ini akan tetap dilakukan,” ujar Ahmad Syaifuddin.
Ahmad juga mengemukakan pentingnya peran pengawasan yang harus diemban oleh Bawaslu Polewali Mandar dalam kaitannya dengan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
“Tujuan pengawasan yang kita lakukan adalah agar nantinya terpilih pemimpin yang dilegitimasi oleh rakyat, yang dipilih oleh rakyat, baik itu presiden atau anggota legislatif,” kata Ahmad Syaifuddin.
Yang didaulat membawakan hikmah maulid adalah Annangguru Munasyid atau yang dikenal sebagai Ustadz Munu, salah satu tokoh agama asal Pambusuang Kecamatan Balanipa yang cukup populer.
Dengan gayanya yang kocak sehingga tidak jarang mengundang tawa Panwascam dan undangan yang hadir, Ustadz Munu menjelaskan tentang maulid.
“Maulid yang kita lakukan ini adalah wujud kegembiraan kita terhadap lahirnya Nabi Muhammad SAW dan harapan agar dalam hidup kita selalu diberkahi,” urai Ustadz Munu.
Bawaslu Polewali Mandar, menurutnya, melalui kegiatan ini tengah berusaha untuk meraih cinta dan berkah Nabi Muhammad SAW.
“Hadirnya Bawaslu merupakan suatu badan untuk mengakhiri kejahiliyahan di Nusantara untuk menyambut pesta demokrasi di Indonesia,” sebut Ustadz Munu.
Dalam kesempatan tersebut, ia turut menyampaikan pendapatnya mengenai istilah Islam Nusantara yang sempat viral.
“Islam yang kita anut di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang senantiasa menghargai orang lain tanpa melihat agama apa yang dianutnya, bagaimana wajahnya, atau terletak di strata sosial yang mana,” tutur Ustadz Munu.
Reporter : Ilma Amelia