Nur Amaliah sekarang ditampung di Sekreatriat IM3I Makassar. Foto : Abd. Rahman
Majene, MANDARNEWS.COM – Dugaan hemangioma (tumor pembuluh darah) yang muncul menjadi benjolan di kepala bagian belakang Nur Amalia ternyata meleset. Pihak Rumah Sakit Unhas mendiagnosa benjolan itu adalah otak yang keluar.
“Menurut dokter benjolan itu bukan tumor hemangioma seperti hasil pemeriksaan di (RSUD) Majene pak, tapi otaknya anakku yang keluar, kami sangat kuatir pak,” kata Hapriadi via ponsel, Kamis (27/04).
Rawat jalan selama di Makassar selama ini dijalani di RS Unhas. Siang tadi pemeriksaan rawat jalan telah dinyatakan selesai. Hasil diagnosa RS Unhas, benjolan yang selama ini di duga tumor di kepala Nur Amaliah adalah otaknya yang keluar. Kepala Nur Amaliah juga dinyatakan dipenuhi cairan. Pihak RS Unhas telah menerbitkan rujukan kepada Nur Amaliah untuk menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo (RSUPWS) Makassar.
Menurut Hapriadi, anaknya Nur Amaliah dirujuk ke RSUWS karena jika menjalani operasi menghilangkan benjolan di RS Unhas maka banyak yang harus dibayar.
“Dokter di Unhas bilang bahwa banyak yang harus dibayar jika benjolan dioperasi di RS Unhas seperti tengkorak kepala, selang, serta obat-obatan. Sedangkan di Wahidin (RSUPWS) palingan ada obat yang harus dibeli di luar, kalau seperti tengkorak, lem dan alat lainnya gratis,” tutur Hapriadi menirukan penjelasan dokter yang menangani Nur Amaliah di RS Unhas.
Penjelasan lain yang diperoleh Hapriadi di RS Unhas adalah kepala anaknya, Nur Amaliah, akan ditempeli tengkorak kepala agar benjolan itu tidak lagi keluar. Selain itu, untuk mengeluarkan cairan yang banyak, kepala Nur Amaliah juga akan dibor lalu dimasukkan selang untuk mengalirkan cairan itu ke perut dan selanjutnya akan keluar bersama urin (air kencing).
https://mandarnews.com/2017/04/25/nur-amaliah-bocah-tengkorak-kepala-berlobang-dan-keluar-benjolan-kini-di-rsup-wahidin/
Hapriadi meminta kepada pembaca Mandar News untuk mendoakan anaknya agar bisa menjalani operasi dengan lancar.
Saat ini, Nur Amaliah dan keluarganya ditampung di sekretariat Ikatan Mahasiswa Mandar Majene Indonesia (IM3I) di Jalan Perintis Kemerdekaan Komplek Hartaco Permai Blok A2.
Sementara Muchtar, Staf Kelurahan Pangaliali yang selama ini mendampingi Nur Amaliah dan Keluarganya telah kembali ke Majene karena masa rental mobil yang ditanggung Wakil Bupati Majene telah berakhir.
Pendampingan terhadap Nur Amaliah dan keluarganya selama menjalani perobatan di Makassar kini ditangan mahasiswa IM3I. Nur Amaliah dan keluarganya butuh pendampingan karena “buta” soal Makassar dan pengurusan Rumah Sakit.
Ketua IM3I, Abd. Rahman Wahab, ketika dihubungi Mandar News via ponsel menyatakan siap mendampingi Nur Amaliah.
“Kami siap mendampingi kanda, saat ini, saya sedang berkoordinasi dengan para senior (IM3I) dan teman-teman lainnya,” kata Abd. Rahman Wahab.
Hanya saja, ia kuatir dengan biaya hidup Nur Amaliah dan keluarganya selama di Makassar. Karena diperkirakan keberadaan mereka di Makassar menjalani perobatan bisa memakan waktu lama.(rizaldy)