Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Edhy Prabowo
Jakarta – Dua per tiga wilayah Indonesia adalah laut. Namun disayangkan, laut Indonesia ini belum mampu menyumbang hingga dua per tiga bagian dari perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan terus fokus membangun dan memanfaatkan potensi ini, salah satunya melalui wisata bahari yang dari tahun ke tahun menunjukan perkembangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo saat menghadiri penutupan Talkshow dan Pameran Gelar Wisata Bahari 2019 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP, Kamis (12/12/2019).
Kegiatan bertema “Membangun Wisata Bahari: Peluang dan Tantangan” yang bertujuan mempromosikan wisata bahari Indonesia, khususnya destinasi berbasis konservasi dan ekowisata ini digelar di Kantor KKP Jakarta.
“Meskipun demikian, target pengelolaan seperti kunjungan wisatawan dan kelestarian lingkungan seringkali belum berjalan ideal beriringan,” ujar Menteri Edhy.
Ia menilai, Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang sangat beragam. Keindahannya pun mendunia. Akan tetapi, masih banyak hal yang harus dibenahi, seperti hal atraksi amenitas, dan aksesibilitas.
“Oleh karena itu, pengembangannya harus dilakukan secara terpadu antara stakeholder terkait, termasuk kemudahan akses bagi para investor,” kata Menteri Edhy.
Ia menjelaskan, 195 kawasan konservasi laut dengan luas 22,68 juta hektar telah ditetapkan. Masih banyak ceruk atau peluang yang bisa dimanfaatkan dimana-mana. Dari 195 ini, ia yakin belum semua diketahui ekosistemnya secara detail.
Sementara itu, KKP memiliki 10 Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN), yaitu Gili Matra (Gili Meno, Air dan Gili Trawangan) – Kepulauan Anambas, Pulau Padaido – Papua, Laut Sawu – NTT, Pulau Pieh – Sumatera Barat, Kapoposang – Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru Tenggara – Maluku, Taman Laut Banda-Maluku, Waigeo Sebelah Barat – Papua Barat, Kepulauan Raja Ampat – Papua Barat.
“Selain di kawasan konservasi, pengembangan wisata bahari dapat dilakukan di zona perairan umum,” sebut Menteri Edhy.
Jenis wisata bahari, lanjutnya, yang dapat dilakukan antara lain wisata alam bentang laut, wisata alam pantai/pesisir, dan wisata alam bawah laut.
“Satu hal yang sedang KKP kembangkan untuk wisata bawah laut adalah wisata minat, khususnya wisata kapal tenggelam yang sudah banyak diminati sebagai wisata sejarah yang memiliki nilai sejarah yang tinggi,” ucap Menteri Edhy.