Ia menerangkan, dengan ditansfer langsung ke rekening desa, kepala desa tak lagi harus susah payah datang ke ibukota kabupaten atau kota untuk mencairkan dana desa.
“Ini juga jadi salah satu resep untuk memangkas birokrasi sehingga dana bisa cepat diterima dan cepat pula dibelanjakan. Supaya (kepala desa) enggak ramai-ramai lagi datang ke Palembang,” tutur Mendagri.
Hal itu, tambahnya, berlaku tidak hanya untuk DD, tapi juga untuk dana yang ditransfer ke pemerintah daerah karena Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi sebagai dampak dari munculnya virus corona dan perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
“Kita sedang mengalami tekanan ekonomi yang kuat akibat perang dagang dan corona virus yang dampaknya terasa di sektor pariwisata, ekspor, dan impor. Apalagi Tiongkok ini adalah partner impor dan partner ekspor nomor satu, dampaknya terasa. Oleh karena itu, salah satu upaya kita adalah anggaran yang ada itu segera beredar,” tutur Mendagri.
Menurutnya, tujuan hal tersebut untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi, memperkuat daya tahan ekonomi di daerah masing-masing sehingga geliat ekonomi dirasakan oleh masyarakat dan denyut nadi ekonomi rakyat tetap hidup.
“Dengan begitu, inflasi bisa ditekan. Karena jika inflasi tak terkendali, harga barang akan naik. Ini akan memukul daya beli masyarakat,” tukas Mendagri.
Sebelum dibelanjakan, Mendagri mengingatkan untuk dimusyawarahkan dulu sesuai aturan di tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan desa.
Editor: Ilma Amelia