Diduga dedak palsu terbuat dari kayu
MAMASA, mandarnews.com – Warga Rantepalado, Desa Bambang, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa dihebokan dedak yang diduga terbuat dari serbuk kayu. Sebagian dari mereka telah mengembalikan dedak yang terlanjur dibelinya ke pengecer.
Wasni (60) salah seorang warga Rantepalado mengaku tertipu dengan adanya dedak yang diduga palsu. Saat di temui di halaman rumahnya, Kamis (17/01/2019) mengatakan, Ia membeli material campuran pakan ternak itu pada hari Sabtu minggu kemarin (12/1) seharga Rp 85 ribu perkarung di pedagang keliling yang menggunakan mobil pickup. Wasni mengaku tidak mengetahui berapa kilogram dalam sekarung itu.
Mula-mula Wasni mengira mungkin campuran pakan ternak ini terbuat dari padi yang diopen karena berwarna kemerahan. Keterangan dari penjual, campuran pakan ternak itu tersebut berasal dari pinrang.
“Dedak ini berbau kayu dan tidak dimakan ternaknya sekaligus tidak menyatu dengan air dan hanya menggumpal di permukaan ember,” tuturnya.
Karena dedaknya tidak dimakan ternak maka Wasni mengembalikan yang dibelinya itu ke rumah Yoyon -tempat penjualan atau penitipan barang dari penyuplai-.
Menanggapi hal tersebut Yoyon Misba, pengecer, saat di konfirmasi dirumahnya mengatakan, dirinya tidak tahu dedak yang di depan rumahnya adalah dedak palsu.
Yoyon menerangkan, sebenarnya barang yang ia jual hanya dititipkan oleh seorang penyalur yang ia tidak tahu namanya.
Lanjut Yoyon, penyalur hanya menitipkan barangnya yang diangkut menggunakan mobil pick up warna putih dan meminta ke Yoyon untuk menjualnya seharga Rp 85 ribu per karung. Penyalur tersebut tidak mengatakan kapan ia datang lagi ke rumahnya baik untuk menyalurkan lagi maupun mengambil hasil penjualan.
Yoyon berharap, agar penyalur tersebut datang lagi ke daerahnya, khusus rumahnya, agar campuran pakan ternak yang dikembalikan masyarakat bisa ditukar dengan yang asli atau mengembalikan uang masyarakat yang mengembalikan pakan yang sudah dibelinya itu.
Hasil pantauan, di rumah Yoyon masih ada sembilan karung yang belum terjual. Sedangkan yang mengembalikan barang yang diduga palsu itu ke pengecer sudah ada tiga orang warga. (MG-1/Hapri Nelpan)