Foto bersama anggota Komisi X DPR RI dapil Sulbar Arwan Aras (tengah) bersama undangan dan peserta kegiatan.
Majene, mandarnews.com – Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Barat (Sulbar) Arwan Aras berkolaborasi dengan Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melaksanakan Bimbingan Teknis Pemasaran Ekonomi Kreatif melalui Media Digital Implementasi Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2022, Senin (6/3), di Hotel Villa Bogor Leppe, Majene.
Kegiatan tersebut diikuti puluhan pelaku usaha masyarakat kecil dan menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif yang ada di Kabupaten Majene. Acara diawali dengan penampilan tarian dari kelompok Teater Pandaraq Universitas Sulawesi Barat.
Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata Majene H. Rustam Rauf dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian Arwan Aras di Majene.
“Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Arwan Aras yang senatiasa memiliki kepedulian yang nyata tentang daerah yang diwakilinya,” kata Rustam.
Menurutnya, dukungan dari pemerintah pusat melalui Kemenparekraf RI sangat dibutuhkan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Majene.
“Bahwa potensi pariwasata Kabupaten Majene ini luar biasa, sangat besar, tinggal diperlukan sentuhan-sentuhan yang maksimal,” harap Rustam.
Sementara Andy Ruswar selaku Koordinator Musik, Fesyen, Permainan, Seni Rupa, dan Seni Pertunjukan Kemenparekraf dalam sambutannya mengatakan, pelaksanaan bimtek ini merupakan momen masa pemulihan sebagai upaya membangkitkan perekonomian yang lesu akibat adanya Covid-19 sebelumnya.
Andy menyampaikan, kedatangan Direktorat Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf kali ini adalah untuk menyampaikan materi mengenai pemasaran ekonomi kreatif, lebih spesifiknya di media digital, sesuai dengan amanat PP No. 24 tahun 2022.
“PP ini diharapkan dapat memberi kemudahan kepada industri ekonomi kreatif (ekraf) dalam pembiayaan atau kredit usaha. Pemerintah juga telah mempersiapkan Karya Intelektual (KI) sebagai intangible aset yang dapat dijadikan jaminan dalam pembiayaan usaha,” sebut Andy.
Ia juga menuturkan bahwa kunci agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif mampu bangkit lagi adalah dengan terus berinovasi dan berkolaborasi.
“Usaha untuk membawa ekonomi kreatif menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dapat dimulai dari diri kita sendiri. Kita harus mampu mengenali keunggulan produk kita sendiri serta mengemasnya dalam pemasaran produk yang dapat bersaing. Untuk itu, hari ini kita berkumpul bersama di sini, mendengarkan materi-materi serta mengaplikasikannya secara langsung,” jelas Andy.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi X DPR RI Arwan Aras yang membuka langsung kegiatan tersebut mengawali sambutannya dengan mengajak para hadirin untuk bersama-sama dalam keadaan sadar memberikan kontribusi ide dan pemikiran untuk memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Majene melalui pendekatan pemasaran digital.
Menurutnya, Kabupaten Majene yang dikenal sebagai pusat layanan pendidikan yang ada di Sulbar harus menjadi ekuilibrium menuju kemajuan.
“Konsep wisata alam di Pattumea Betteng, agrowisata di Pamboborang, wisata spiritual di Salabose, wisata bahari di Pantai Datoq dan Barane, serta wisata kuliner di Sendana, haruslah kita sepakat bahwa ini adalah bekal dan potensi besar yang harus kita maksimalkan. Ditambah lagi banyaknya hasil ekonomi kreatif yang ada di kabupaten ini, mulai kuliner dan kain saqbe, apalagi banyak juga media digital seperti YouTube yang dikelola pemuda Majene,” ucap Arwan.
Lebih jauh Arwan menerangkan, pandemi Covid-19 telah membiasakan kita dengan pola kehidupan baru yaitu pemanfaatan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari, termasuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pengembangan usaha dan promosi usaha.
“Kehadiran teknologi komunikasi digital telah menciptakan perubahan yang cukup besar pada strategi pemasaran, baik itu produk barang maupun jasa. Tantangan lainnya adalah bonus demografi di mana pelaku usaha dituntut terus menciptakan produk-produk inovatif yang lebih fresh dan kreatif,” tutur Arwan.
Adanya perubahan minat konsumen yang sangat variatif dalam memilih produk mengharuskan para pelaku usaha untuk kreatif dalam merespons perubahan perilaku konsumen yang terus berubah dengan cepat.
“Beberapa manfaat dari media digital yang menjadi solusi pemasaran ekonomi kreatif saat ini, menurut saya yakni menjalankan pemasaran lebih cepat, memperluas jangkauan pemasaran, menghemat biaya promosi, dan mengefisiensi waktu,” rinci Arwan.
Susilo Dwihatmanto selaku pemateri nasional dari Jakarta dalam paparannya menegaskan bahwa ada beberapa hal utama yang perlu dimiliki seorang pelaku UMKM. Pertama, seorang pengusaha harus memiliki tujuan atau rencana yang matang.
“Seorang pelaku UMKM harus memiliki tujuan, tidak membuka usaha karena sedang tren melainkan membuka usaha karena meyakini bahwa itu adalah memang bidangnya,” tukas Susilo.
Kedua, lanjut Susilo, seorang pelaku usaha menyiapkan modal semampunya, tidak memaksakan diri, apalagi sampai meminjam uang ke bank atau bergantung pada orang lain.
“Mestinya, sebagai seorang pelaku usaha yang baru, tidak memaksakan diri dalam menyiapkan modal, melainkan semampunya dengan perhitungan yang matang,” beber alumni Ilmu Komunikasi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut.
“Dan yang paling penting dalam usaha adalah memperluas jaringan pertemanan. Caranya, baik melalui forum resmi ataupun lainnya, serta memaksimalkan media sosial yang ada,” ungkap Susilo.
Ia juga mengemukakan bahwa seorang pelaku usaha harus mampu menarasikan produknya untuk keperluan pemasaran, harus bisa berinovasi dan kreatif serta mencari pembeda dari pelaku usaha lainnya, baik melalui rasa, promosi, atau pun nama branding.
Susilo berharap, dengan adanya kegiatan ini, nantinya para pelaku UMKM bisa lebih kreatif, inovatif, dalam menjalankan usaha, serta bisa lebih inisiatif lagi dalam memulai suatu usaha.
Selain pemaparan materi oleh Susilo Dwihatmanto dari Jakarta, turut menjadi narasumber pada acara ini yaitu Andi Ridha Yayank Widjayanti, S.Hut., M. Hut yang juga merupakan dosen Kewirausahaan Universitas Sulawesi Barat. (Mutawakkir/rls)
Editor: Ilma Amelia