Ia membeberkan, defisit transaksi berjalan pun semakin terkendali di angka US$0,03 miliar pada Desember 2019, menurun tajam dari bulan sebelumnya senilai US$1,39 miliar.
“Aliran modal investasi, baik dalam bentuk investasi langsung maupun portofolio juga meningkat. Realisasi investasi mencapai Rp208,3 triliun pada triwulan IV-2019, naik 12 persen dari triwulan IV-2018,” tukas Menteri Airlangga.
Perbaikan pada sektor keuangan, ungkap Airlangga, mendukung perbaikan perekonomian dengan terjaganya stabilitas keuangan nasional.
“Kemampuan perbankan tetap tinggi dengan rasio kecukupan modal (CAR) per November 2019 sebesar 23,66 persen dan rasio kredit bermasalah (NPL) tetap rendah sebesar 2,77 persen (gross),” papar Airlangga.
Selain itu, imbuhnya, nilai tukar Rupiah semakin menguat hingga 4,21 persen dalam tiga bulan terakhir dan menjadi salah satu mata uang terkuat di kawasan Asia.
“Tingkat risiko berinvestasi terus menurun diukur dari penurunan Credit Default Swap (CDS) dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun menjadi 6,62 persen,” ujar Menteri Airlangga.
Ia mengemukakan, likuiditas keuangan pun tetap terjaga, dimana peredaran uang kartal tumbuh hingga 5,95 persen tahun ke tahun (yoy) dan pembayaran ritel secara nontunai juga tumbuh 2,45 persen tahun ke tahun (yoy) pada Desember 2019.
“Dengan demikian, pemerintah meyakini perbaikan ekonomi akan terus berlanjut dan prospek stabilitas perekonomian Indonesia tetap terjaga,” pungkas Menteri Airlangga.
Ia menjabarkan, inflasi yang stabil rendah dan terkendali dalam rentang target, berhasil dicapai selama 5 (lima) tahun berturut-turut.
“Inflasi 2019 tercatat sebesar 2,72 persen (yoy), menurun dari 3,13 persen (yoy) pada 2018,” tutup Menteri Airlangga. (rilis Kemenko Perekonomian)
Editor: Ilma Amelia