Penggerak tani Mamasa, Demianus Tarra saat menggelar operasi pasar dengan menjual hasil panen sendiri.
MAMASA, mandarnews.com – Kelompok Tani Holtikultura (KTH) Sahabat Petani Kabupaten Mamasa mendesak Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Mamasa menggelar operasi pasar. Desakan dilakukan lantaran harga dinilai timpang dan tidak pro petani.
Penggerak Tani Mamasa, Demianus Tarra, saat dikonfirmasi, Senin (11/2) menegaskan, pihaknya sengaja menjual hasil panen kentang sendiri di Pasar Kota Mamasa sebagai bentuk protes terhadap pedagang nakal yang membeli hasil petani dengan harga murah dan menjual dengan harga mahal.
“Ini sangat disayangkan sebab kentang kami dibeli hanya Rp 8.000 per kilogram (kg) sedangkan oknum pedagang yang nakal menjual Rp 15.000-18.000 per kg. Ini penting disikapi Dinas Perdagangan agar melakukan operasi pasar karena rasionalnya mereka beli ke petani Rp 10.000 per kg,” tandas pejuang tani Mamasa ini.
Demianus Tarra yang juga pendiri KTH Sahabat Petani menjelaskan, harusnya dinas terkait jangan hanya tinggal diam sebab petani menunggu 3 – 4 bulan untuk menikmati hasil justru pedagang nakal yang dapat untung banyak.
Lanjutnya, pihaknya juga telah berkomunikasi ke Perwakilan CV. Karya Mutiara di Mamasa, Ramli Tinulu untuk melakukan pengiriman hasil panen ke Balikpapan dimana hasil kentang dari Kecamatan Nosu, Tamalantik, Lemsa, Lambanan mencapai sekitar 20-25 ton.
Ia mengaku dirinya juga telah berkoordinasi ke pimpinan CV. Karya Mutiara untuk melakukan pengiriman secara rutin dengan target pembicaraan awal mencapai 40 ton perminggu.
Sementara Usni salah satu pedagang saat diwawancarai di kiosnya (11/2) mengatakan, kentang dari Enrekang lebih mahal dibanding kentang Mamasa.
“Kentang dari Enrekang perkilo Rp.14.000 dijual Rp.17.000 – Rp.18.000 sedangkan kentang Mamasa harga perkilo Rp.8.000 dijual Rp.14.000,” ungkap Usni.
Usni menjelaskan ada perbedaan antara kentang Enrekang dan kentang Mamasa yakni kentang Mamasa berair sedangkan kentang Enrekang tidak terlalu berair.
Menurutnya, pembelinya selalu mempertanyakan asal kentang yang dijualnya. Alasannya, jika ingin digoreng dan akan disimpan agak lama pembeli lebih memilih kentang Enrekang. Sedangkan untuk keperluan sup dan langsung digunakan pembeli memilih membeli kentang Mamasa sebab kentang Mamasa tidak dapat disimpan terlalu lama sebab akan mudah busuk dan lembek karena banyak kandungan airnya.
Kentang Enrekang dengan kentang Mamasa juga bisa dibedakan dari warnanya. Kentang Enrekang berwarna kekuningan sedangkan kentang Mamasa berwarna putih begitu pula kentang Malino.
Usni mengaku selalu menyediakan dua jenis kentang yang dijualnya, yakni kentang dari Enrekang dan Kentang Mamasa.
Usni berharap, agar kentang dari Mamasa diolah baik dalam proses penanaman maupun proses panen sebab ia mencurigai proses panen terlalu cepat dilakukan. (MG-2/Hapri Nelpan)