
Jojo Rohi jadi pembicara dalam rapat stakeholder Bawaslu Kabupaten Mamuju.
Mamuju, mandarnews.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Mamuju menggelar rapat stakeholter dengan partai politik dan sejumlah organisasi kemahasiswaan dalam melakukan pengawasan terhadap pencocokan daftar pemilih yang sedang berlangsung di KPU, di Hotel Srikandi, Jl. Pattalunru, Mamuju, Selasa, (30/5/2023).
Ketua Bawaslu Kabupaten Mamuju, Rusdin mengatakan, pengawasan dari semua pihak pada proses pendataan daftar pemilih terutama dari peserta dan pemantau diperlukan untuk membantu Bawaslu.
“Secara partisifatif teman-teman organasi mahasiswa yang berkecimpung di dunia demokrasi akan membantu pengawasan dan bisa bersosialisasi ke publik, ini juga karena mereka lebih dekat dengan masyarakat. Sehingga nantinya diharapkan lahir demokrasi yang lebih baik,” Kata Rusdin.
Menurut Rusdin, saat ini fokus Bawaslu yang berjalan yakni mengawasi berjalannya daftar pemilih sehingga kedepan proses Pemilu bisa berjalan lebih baik.
“Saat ini fokus kita melakukan pengawasan terhadap daftar pemilih yang sedang dilakukan, untuk itu kita butuh partisipasi publik dalam melakukan pengawasan,” Terangnya.
Kegiatan yang dikemas dalam sesi sharing dan dialog itu, juga menghadirkan tokoh nasional yang berkecimpung dalam peneliti demokrasi dan pemilu, Engelbert Johanes Rohi atau yang lebih dikenal dengan Jojo Rohi.
Jojo Rohi juga merupakan Ketua Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) yang bergerak dibidang demokrasi dan kepemiluan.
Kepada peserta, Jojo Rohi menjelaskan, sistem Pemilu di Indonesia merupakan yang paling Demokrasi di Kawasan Asia, meski kata Jojo Rohi terdapat sejumlah masalah yang masih dalam tahap perbaikan.
“Kalau kita berkaca pada Pemilu Pertama setelah reformasi tahun 1999 itu cukup chaos, hal itu karena seluruh peserta mengirim wakilnya jadi penyelenggara. Akibatnya apa?, saat itu partai yang kalah mayoritas tidak menandatangani berita acara. Untuk itu sistem Pemilu kita berbenah yang menyebut penyelenggara itu harus independen,” Kata Jojo.
Untuk melahirkan perwakilan rakyat yang baik, menurut Jojo Rohi perlunya perbaikan sistem penerimaan bakal calon legislatif yang diusung partai politik.
“Kedepan kita harapkan mekanisme perekrutan Bacaleg di partai politik mesti punya ukuran yang jelas, perlu ada mekanisme yang mengatur seperti apa calon pemimpin yang diusung. Tanpa perbaian itu saya rasa kualitas pemimpin yang dilahirkan tidak akan berkembang jika masih sebatas popularitas tanpa kapasitas,” ujarnya.