Kepala Puskesmas Sendana I Kabupaten Majene Edy Warsan, SKM, M.Kes
Majene, mandarnews.com – Apresiasi luar biasa tingkat nasional kembali diterima Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Kalau sebelumnya diterima oleh Puskesmas Banggae I, kali ini diperoleh Puskesmas Sendana I. Apresiasi yang diterima Puskesmas Sendana I datangnya langsung dari Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) DR. dr. Terawan Putranto, Sp.Rad (K).
Dalam rangka memeringati Hari Hipertensi Sedunia (HHS) 2020, Kepala Puskesmas Sendana I Kabupaten Majene, Edy Warsan, SKM, M.Kes, Penanggungjawab Program PTM (Penyakit Tidak Menular) Irmawati., A.Md,. Kep, dan kader Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM Sukmayanti Puskesmas Sendana I yang merupakan unit kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) untuk berdialog langsung bersama Menkes yang diikuti oleh 34 Dinas Kesehatan provinsi dan 514 Dinas Kesehatan kabupaten/kota di Indonesia besok (Kamis, 15 Oktober 2020) pagi sekitar pukul 09.00 wita.
Mereka akan menjadi narasumber untuk membagikan pengalamannya dalam memberikan pelayanan selama pandemi covid-19 yang menurut penilaian Kemenkes, Puskesmas Sendana I Majene dan salah satu Puskesmas di Sumatera tidak mengalami penurunan siklus pelayanan.
Panggilan menjadi narasumber dibenarkan Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Hj Nasfah, MKes.
“Iya benar, besok pagi Kapus Sendana I dan Posbindu-nya akan menjadi narasumber bersama Menkes dalam rangka Hari Hipertensi Sedunia,” sebut Nasfah melalui ponsel, Rabu (14/10).
Pengelola program penyakit tidak menular (PTM) Dinas Kesehatan Kab. Majene, Budi, menjelaskan ihwal sehingga Kapus Sendana I mendapat apresiasi dari Menkes Terawan.
“Sejak tahun 2019, Puskesmas Sendana I Majene UJK mobile program pick care orang dengan penyakit kronis, salah satunya hipertensi yang aktif diberikan pelayanan diawali dengan petugas PTM yang aktif di call center pelayanan PTM sejak tahun lalu,” jelas Budi.
Di November 2019 setelah pelatihan, petugas PTM melaksanakan pelayanan terpadu (pandu) PTM dengan mengintegrasikan semua program, termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang kegiatannya dibawah naungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Walaupun pandemi covid-19 Puskesmas Sendana I tetap melayani. Capaian pelayanan tetap tidak pernah menurun walaupun pandemi di bulan Maret, April, Mei, Juni dan ternyata mendapat apresiasi dari Pak Menkes Terawan,” terang Budi.
Menurut Budi, seandainya bukan covid-19, Kapus Sendana I dan kader Pusbindunya akan dipanggil ke Jakarta untuk memberikan pengalamannya di depan para Kapus seluruh Indonesia.
Apresiasi yang diberikan pemerintah melalui Kemenkes RI ini merupakan buah manis dari kerja keras teamwork Puskesmas Sendana I dalam memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat, terkhusus pada peserta BPJS dengan JKN mobile melalui layanan kesehatan pemeriksaan dan pengobatan setiap berkunjung ke Puskesmas dan melalui kegiatan Prolanis yang meliputi penyakit hipertensi, diabetes melitus, jantung koroner, stroke, asma, gangguan indera dan fungsional, disabilitas, dan lain-lain.
Data pelayanan kesehatan tersebut dilaporkan secara rutin oleh penanggungjawab Primary Care (PCARE) Puskesmas Sendana I setiap hari di bulan berjalan sebelum dan saat pandemi berlangsung.
Adapun data yang tercover pada PCARE tersebut terdiri dari data pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan Prolanis (ht dan dm). Menurut BJPS, data layanan kesehatan BPJS tersebut merupakan data layanan tertinggi di Indonesia.
Sejak beberapa tahun terakhir, Puskesmas Sendana I telah melakukan integrasi internal layanan BPJS, yaitu Prolanis ini dengan program kesehatan pemerintah yakni PTM yang memiliki kegiatan inovasi membuat layanan khusus saat pandemi berlangsung meliputi Pandu PTM, pemantauan pasien PTM berisiko selama pandemi, call centre layanan PTM, dan Sahabat Hipertensi. Pelayanan kesehatan ini terus dilakukan walaupun keadaan pandemi berlangsung dengan mengikuti protokol kesehatan.
Kegiatan Posbindu PTM pun tetap berjalan seperti biasanya namun hanya mengurangi jumlah peserta tapi dengan frekuensi yang ditambahkan dan tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan, khususnya penyintas hipertensi dapat tetap prima diberikan walau dalam keadaan pandemi.
Editor: Ilma Amelia