Majene, mandarnews.com – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Majene Darmansyah mengeluarkan pernyataan tentang asal kata Bhineka Tunggal Ika saat jadi pemateri pada acara diskusi akhir tahun Kaleidoskop 2016 di Gedung Boyang Asamalewuang, Majene Jum’at 30 Desember 2016 sore.
Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Sulawesi Barat (Sulbar) itu menyebutkan, Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan Indonesia itu tidak berasal dari bahasa Sansekerta. Tapi berasal dari bahasa Mandar.
Nasionalisme kita adalah nasionalisme Pancasila. Saya katakan Bhineka Tunggal Ika berasal dari kata bahasa Mandar itu. Bhineka tunggal, tunggal bahasa Mandar, Situnggalang. Bukan bahasa Sansekerta itu Bhineka tunggal ika, saya katakan bahasa Mandar. Tunggal, mesa kan. Inggae situnggalang, berduel,” kata Darmansyah.
Pernyataan tersebut diungkapkan Darmansyah saat duduk semeja dengan pemateri lainnya, Wakil Bupati Lukman, Kapolres Majene AKBP Grendie dan moderator kegiatan tersebut. Bahkan, Darmansyah mempertegas pernyataannya itu ke Dandim 1401 Majene yang diwakili Kasdim Mayor Arm. Saripuddin yang duduk di kursi peserta.
“Bhineka Tunggal Ika Pak Dandim bukan Sansekerta, bahasa Mandar pak. Hanya orang Mandar yang tidak sosialisasikan ini, betul ini. Tunggal, tunggal itu situnggalangi tau,” katanya.
Kaleidoskop 2016 tersebut diadakan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Kegiatan ini dihadiri sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), organisasi masyarakat, mahasiswa dan masyarakat umum. (Irwan)