Polewali, mandarnews.com – KPU Polman menggelar sosialisasi pendidikan Pemilu bagi sejumlah perempuan yang tergabung dalam Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah, Jumat (15219) di Aula Masjid Ta’mir Muhammadiyah, Wonomulyo, Polman.
Dalam Sosialisasi tersebut, KPU Polman mengajak perempuan untuk cerdas berdemokrasi melalui pemberian sejumlah materi kepemiluan.
Komisioner KPU Polman Divisi Hukum dan Pengawasan, Andi Rannu menekankan, kualitas Pemilu sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat khususnya perempuan, mengingat jumlah pemilih perempuan lebih besar dibanding laki-laki.
“Kaum perempuan juga sangat penting, sebab dari segi jumlah, perempuan memiliki jumlah yang sangat signifikan, itulah mengapa dalam proses pencalonan anggota legislatif juga selalu merepresentansikan keterwakilan perempuan,” ujarnya.
Lanjut, Andi Rannu mengatakan, pendidikan Pemilu kepada perempuan dianggap penting guna membangun semangat kepemiluan berbasis keluarga, dalam hal ini sebagai ibu yang memiliki peran memberikan edukasi kepada anaknya yang telah mendapatkan hak pilih.
Peran perempuan utamanya ibu menjadi penting dalam pemilu karena dalam keluarga ibu berperan memberikan pendidikan kepada anak mereka yang telah memilih.
Sementara pengurus Nasyiatul Aisyiyah Polman Umriah mengatakan, perempuan Nasyiatul Aisyiyah dapat menjadi mitra KPU dalam memberikan edukasi Pemilu kepada masyarakat luas, utamanya pemilih pemula dan kaum muda.
Dikonfirmasi terpisah, Komisioner Bawaslu Sulbar Fitrinela Patonangi mengaku, sosialisasi yang dilakukan penyelenggara Pemilu termasuk KPU Polman sudah tepat, sebab memperhatikan afirmasi dan sosialisasi pada perempuan merupakan bagian dari perwujudan perintah konstitusi.
Fitrinela menjelaskan, salah satu indikator kualitas demokrasi dan pemilu ialah pelibatan perempuan, bukan hanya sekadar pelengkap namun bisa terlibat secara aktif.
Menurutnya, peran perempuan dalam mensosialisasikan agar tidak terjadi pelanggaran demokrasi berupa ujaran kebencian, politisasi SARA dan politik uang dapat dimassifkan bahkan mengambil bagian aktif dalam memotong mata rantai politik uang.
Energi besar dan positif itu ada pada perempuan, dengan multi tasking yang dimiliki perempuan bisa masuk dalam wilayah pengambil kebijakan.
Sebagai Komisioner Bawaslu perempuan, ia mengajak para perempuan agar bisa menjadi mata dan telinga terhadap pengawasan pelanggaran Pemilu.
Banyak yang bisa dilakukan perempuan, bukan hanya sekadar pasif. Fitrinela mengajak perempuan cerdas dan rasional dalam memilih.
Reporter Misbah Sabaruddin