
Majene, mandarnews.com – Sesosok mayat bayi ditemukan dikubur dengan kondisi mengenaskan. Bayi itu terbungkus sarung dan ditemukan dikubur di belakang rumah warga di Rangas Timur, Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis 19 Oktober 2017 sore.
Lokasi penemuan itu tepatnya berada di belakang Gudang Bulog Majene. Anggota polisi dari Polres Majene kemudian mendatangi lokasi penemuan kuburan bayi yang diduga hasil aborsi tersebut.
Dalam kuburan, terdapat kain sarung batik yang membungkus bayi tanpa ari-ari tersebut. Polisi kemudian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memasangi garis polisi.
Saat petang, polisi dari Tim Identifikasi Polres Majene juga tiba. Mereka melakukan pemeriksaan awal dan mengevakuasi jasad bayi dan dimasukkan dalam plastik identifikasi.
Tak lama, Kasat Reskrim Polres Majene, AKP Saiful Isnaini juga datang bersama sejumlah anggotanya. Termasuk perempuan berinisial IN yang diduga pemilik bayi tersebut.
Saiful Isnaini mendatangi rumah tersebut karena dicurigai jadi tempat dugaan aksi aborsi dilakukan. Namun, IN yang diketahui kerja pada salah satu hotel di Majene ini membantah melakukan hal tersebut di rumah itu. Ia mengaku melakukan hal tersebut di Kelurahan Lembang, Kecamatan Banggae Timur.
Tim identifikasi kemudian membawa mayat bayi tersebut ke RSUD Majene untuk diautopsi. Berdasarkan informasi yang dihimpun, mayat bayi itu berjenis kelamin perempuan dan diperkirakan telah berusia enam bulan sebelum dilahirkan.
Sementara sejumlah polisi membawa IN ke rumah di Lembang yang dicurigai sebagai tempat aksi aborsi. Saat digelandang petugas, IN mengaku dihamili laki-laki bernisial RS. Tak lama kemudian, IN dan sejumlah anggota polisi kembali tiba di Mapolres Majene.
Ternyata, dalam saat melahirkan IN tidak sendiri tapi dibantu keluarganya berinisial RD (30 tahun). RD sendiri adalah alumni kebidanan salah satu sekolah tinggi kesehatan di Majene.
Saat dikonfirmasi di ruangan Satreskrim Polres Majene, RD mengaku membantu proses persalinan IN di rumah dekat bayi itu dikuburkan, Minggu 15 Oktober 2017. Berbeda dengan pengakuan IN yang mengaku melahirkan di Lembang.
“Di rumah temannya di Rangas, saya bantu pasangkan obat yang merah karena minta tolong pak,” kata RD sambil menutupi wajahnya dengan jaket.
RD mengaku memasang obat itu siang dan IN melahirkan malam hari. Setelah itu RD tidak mengetahui kejadian selanjutnya. Ia juga tidak mengetahui bayi tersebut masih hidup atu tidak setelah bayi itu dilahirkan karena IN sendiri yang membereskan setelah melahirkan.
“Pasang siang keluar malam. Dia bereskan sendiri,” kata RD.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Majene, AKP Saiful Isnaini masih enggan memberikan komentar soal penemuan jasad bayi ini. Ia mengaku masih dalam tahap pengembangan untuk mengetahui lebih jelas kasus ini.
Hingga pukul 21.00 wita tadi, mayat bayi itu masih berada di Kamar Jenazah RSUD Majene. Pihak keluarga IN enggan menerima jenazah itu dan menyerahkan ke pihak RSUD. Semnetara pihak RSUD Majene akan mengebumikan jenazah bayi itu malam ini. (Irwan Fals)