
Majene, mandarnews.com – Pemilihan Kepala Lingkungan Camba Utara, Kelurahan Baru, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene diprotes warga, Selasa 27 Desember 2016. Sejumlah warga mendatangi Kantor Lurah untuk protes karena tidak menerima Mahmud sebagai kepala lingkungan yang terpilih secara aklamasi pada hasil musyawarah yang digelar, Selasa 20 Desember 2016.
Salah satu perwakilan warga, Hasanah menilai, Mahmud yang telah menjabat sebagai kepala lingkungan empat periode sudah tidak layak memimpin Camba Utara. Ia menuding Lurah Baru, Andi Hamka mendukung Mahmud dan menolak untuk dilakukan pemilihan secara langsung.
Kami tidak mau punya kepala lingkungan yang tidak tahu baca tulis. Sudah empat periode tidak pernah diganti, sedangkan Pak Kalma saja (Mantan Bupati Majene) diganti. Kita ke kelurahan tadi pagi karena mau memilih langsung tapi lurah dukung dia (Mahmud). Lurah marah kalau pemilihan langsung. Kertas yang kami bawa dibuang dan kami diusir (lurah),” kata Hasana dengan nada keras.
Saat mendatangi Kantor Lurah, Hasanah tidak sendiri. Ia bersama suaminya, Nahrawi dan beberapa warga lainnya yang ingin dilakukan pemilihan langsung. Mereka membawa kertas yang berisi daftar puluhan warga yang mendukung pemilihan langsung. Mereka juga mengaku tidak diundang saat musyawarah pemilihan kepala lingkungan.
Mereka melakukan protes dengan berteriak di depan kantor kelurahan. Mereka sesekali memukul motor dengan map coklat yang digulung. Beruntung, pegawai kelurahan tidak terpancing dan berusaha menenangkan warga. Sejumlah personel dari Polsek Banggae dan Polres Majene juga berada di Kantor Lurah tersebut.
Sementara itu, kepala lingkungan terpilih, Mahmud mengaku terpilih berdasarkan hasil musyawarah yang dihadiri tokoh masyarakat, perempuan, pemuda dan imam masjid. Ia mengaku tidak pernah mencalonkan diri tapi berdasarkan kemauan masyarakat dan tokoh masyarakat hingga ia terpilih kembali. Ia juga membantah tudingan warga yang protes bahwa dia tidak tahu baca tulis.
“Saya tau (baca tulis). Sebenarnya semua masyarakat sudah tahu saya dan saya dikasi masuk (dicalonkan) oleh masyarakat dan tokoh masyarakat. Kan selama ini pelayanan saya juga bagus. Tapi berbicara mengenai ijazah kan tidak ada aturan,” kata Mahmud saat ditemua di ruang kerja Lurah Baru.
Saat dikonfirmasi, Lurah Baru, Andi Hamka mengaku kaget atas kejadian tersebut. Ia mengatakan, tiba-tiba dua warga datang dan menyodorkan daftar warga yang protes dan menolak hasil musyawarah yang digelar pekan lalu dan dihadiri tokoh masyarakat, pemuda, perempuan dan warga tersebut.
Kita sudah lakukan musyawarah dan dihadiri seluruh tokoh masyarakat yang sempat hadir. Ada berita acaranya. Saya tanya warga (yang protes), kenapa waktu musyawarah tidak hadir? Katanya tidak terima undangan. Tapi kan tidak mungkin kita undang semua. Makanya kami umumkan di masjid dan mereka juga mengaku telah mendengar pengumuman itu,” kesal Andi Hamka.
(Keterangan : Lurah dan Kepala Lingkungan Terpilih)
Saat warga mendatangi kantornya, lanjut Andi Hamka, agenda yang sementara berlangsung adalah pemilihan kepala lingkungan Garo’go. Seharusnya, kata Andi Hamka, warga tersebut hadir saat musyawarah dan melakukan protes sejak awal. Pihaknya tidak pernah membatasi warga untuk hadir saat pelaksanaan musyawarah.
“Saya sudah jelaskan mekanisme pemilihan kepala lingkungan dan sebagainya tapi mereka tidak mengerti. Terus terang, saya terpancing. Kita manusia biasa, sudah tidak menghargai kita jadi saya persilahkan keluar tapi mereka ngotot dan emosi,”kata Andi Hamka saat ditemui di ruang kerjanya.
Andi Hamka menjelaskan, pemilihan tersebut telah sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Majene nomor 5 tahun 2009. Pemilihan kepala lingkungan dilakukan secara musyawarah. Hasil musyawah tersebut menyetujui untuk pengangkatan kembali Mahmud sebagai kepala lingkungan dan telah disetujui yang hadir. Termasuk dua warga yang sebelumnya mencalonkan diri, Tajuddin dan Wahijo.
“Kita ikuti hasil mufakat,” jelasnya.
Andi Hamka mengatakan, warga protes setelah lingkungan lainnya, Camba yang melakukan pemilihan kepala lingkungan secara langsung sebagai hasil musyawarah yang digelar empat hari setelah musyawarah pemilihan kepala lingkungan Camba Utara. Menurut Andi Hamka, warga yang protes tersebut curiga pemilihan tersebut difasilitasi pihak kelurahan. Padahal, pemilihan tersebut didanai oleh warga Camba sendiri secara swadaya.
Selain itu, Andi Hamka tetap konsisten untuk mengikuti hasil pemilihan kepala lingkungan Camba Utara secara aklamasi tersebut. Ia juga kembali akan melakukan pertemuan dengan warga yang protes untuk membahas permasalahan tersebut. (Irwan)