Beberapa hari yang lalu, Kabupaten Majene menyelesaikan PILKADES Serentak 2017. Ada 2 hal yang baiknya kita jadikan pelajaran dalam pilkades tersebut yaitu demokrasi dan ekonomi. Dari segi demokrasi, Â pilkades merupakan cerminan pemahaman tentang demokrasi dari sudut mikro masyarakat. Karena pilkades sudah sangat membantu masyarakat untuk lebih sadar berperan aktif dalam penyelenggaraan pembentukan pemerintahan yang ada di sekitarnya. Ini bisa dibuktikan dengan data bahwa jumlah pemilih pilkades sudah melebihi angka 80% dari seluruh jumlah penduduk. Jadi kalau dirasiokan, dengan mudah kita simpulkan bahwa hanya 2 dari 10 penduduk yang harus kita sadarkan untuk turut berperan serta mengikuti kegiatan demokrasi ini.
Kemudian Dari sisi ekonomi, uang yang digunakan oleh para calon kepala desa dalam pilkades kabupaten Majene ada beberapa ragam. Ada yang menggunakan dana yang kabarnya di kisaran Rp 70.000.000 ada juga yang lebih atau kurang dari nilai tersebut. Dari segi investasi ekonomi, bisa di asumsikan bahwa pebisnis/pengusaha manapun akan mengharapkan tingkat pengembalian dana (ROI=return on ivestment) dalam kurun waktu 3 tahun adalah minimal 3 kali lipat dari pada apa yang pernah diinvestasikan dalam bisnisnya. Jadi jika kita kalikan 70 juta x 3 tahun = 210 juta. Kemudian kita bagilah hasil tersebut kedalam jumlah bulan selama tiga tahun yaitu  36 bulan. Jumlah bulan ini akan kita gunakan sebagai standar perhitungan tentang berapa nilai yang akan diharapkan kepala desa untuk didapatkan selama pemerintahan-nya. Jadi 210/36 = RP 5.833.333/bulan.
Nilai rata-rata perbulan tersebut adalah nilai minimal yang harus dikembalikan oleh kepala desa jika ia maju dengan menggunakan dana Rp 70 juta. Tapi perlu juga kita sadari, nilai pengembalian yang sudah disebutkan di atas belum termasuk proyeksi kebutuhan pokok yang akan dibutuhkan oleh kepada desa tersebut. Nah untuk membuatnya sedikit mudah, marilah kita gunakan asumsi bahwa sang kepala desa akan membutuhkan dana perbulan Rp 4 juta untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dimana kebutuhan pokok hanya hitungan bagi kepala desa yang masih single atau belum berkeluarga.
Tetapi apabila dia sudah berkeluarga maka dapat dipastikan kebutuhan pokok tersebut akan bertambah sekitar 62% sehingga menjadi Rp 6.480.000,- jadi jika ditotalkan keseluruhan biaya yang harus dicermati oleh sang kepala desa yang terpilih, maka akan kita dapati hitungan berikut ini Rp 5.833.333 + Rp 6480.000 = Rp 12.313.333/bulan. Dan jika dikalikan dengan proyeksi 3 tahun ke depan maka akan kita dapati total Rp 443.279.988,- wow….. cukup fantastis bukan karena angka ini sangat pas untuk satu buah Avanza atau Mobilio. Uuppsss…….