UNBK Paket C yang digelar PKBM Fitri di Gedung SMK Negeri 1 Sumarorong, Jumat (12/04/2019)
MAMASA, mandarnews.com – Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Fitri melaksanakan ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Jumat (12/04/2019). UNBK ini dilaksanakan di kecamatan Sumarorong, tepatnya di gedung SMK Negeri 1 Sumarorong.
Menurut Kepala Satuan Pendidikan PKBM Fitri, Henok, SE., SPd., ujian ini dilaksanakan mulai hari Jumat sampai hari Senin yang diikuti 58 peserta.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu mempercepat penuntasan pendidikan dasar di jalur nonformal. Dan ini diikuti oleh orang yang tidak mendapat keberuntungan di saat ia sekolah di sekolah reguler.
Peserta UKBM Fitri mengambil kesimpulan sekolah di PKBM agar tidak ketinggalan pendidikan sehingga ingin mengikuti jalur nonformal. Ujian yang diselenggakan kali ini setara dengan SMA atau SMK atau sederatanya yang disebut dengan Paket C.
“Kami memberi peluang kepada orang yang putus sekolah untuk mendapat kembali motivasi dan sadar akan pentingnya pendidikan dan dapat meneruskan jenjang pendidikan ke tingkat lebih tinggi.
“Dimana kita ketahui pula sekarang kalau mau melamar kerja sangat dibutuhkan jenjang pendidikan minimal SMA atau SMK atau sederajatnya jadi ini semua kami lakukan demi kebutuhan masyarakat baik untuk kebutuhan mencari kerja maupun kebutuhan melanjutkan pendidikan,” tutur Henok.
Henok ingin agar peserta didiknya dapat mengikuti pelajaran dengan nyaman. Namun ia mengalami kendala.
“Kendala kami adalah tidak adanya fasilitas seperti gedung. Apalagi masalah fasilitas untuk ujian seperti komputer. Pokoknya semua terkait fasilitas ujian terpaksa kami sewa semua sehingga ujian ini kami adakan di Sumarorong ini karena hanya mereka yang mau disewa gedung dan fasilitas ujian lainnya,” lanjutnya.
Henok pun mengaku sangat membutuhkan bantuan pemerintah untuk menangani masalahnya. Dan wajar, menurutnya, karena yang mereka lakukan adalah untuk generasi bangsa agar semua orang berhak mendapat pendidikan.
Kemudian salah satu peserta ujian, Yudi Trianto (23), dari Desa Balla, Kecamatan Balla mengatakan sangat berterimah kasih kepada yang mengadakan ujian.
“Saya putus sekolah dengan alasan kekurangan biaya pada saat itu. Setelah saya mengikuti proses belajar mandiri dan ujian ini saya merasa lega karena setidaknya saya dapat melanjutkan lagi pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” tutur Yudi Trianto.
Menurut Yudi, ujian kali ini agak berbeda dengan ujian sebelumnya yang ia ketahuan. Dulu tidak pakai komputer tapi sekarang serba komputer.(MG-1)