Semua pasien bisa dari mana saja, lanjutnya, yang penting bisa hadir pada saat operasi. Kali ini, 18 pasien berasal dari Majene dan 3 pasien berasal dari Polewali Mandar.
“Kita tidak membatasi, kita membuka peluang sebesar-besarnya bagi pasien mana saja selama pasien itu bisa hadir, baik usia minimal sampai usia dewasa selama masih sesuai dengan persyaratan melakukan operasi,” sebut Desi.
Ia menjabarkan, tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak atau keluarga penderita bibir sumbing atau celah langit-langit untuk mendapatkan operasi sehingga bisa normal seperti anak-anak lainnya, karena bibir sumbing itu sebuah kondisi lahir yang bisa diperbaiki dengan cara operasi.
“Untuk menjadi salah satu pasien mengikuti operasi gratis tidak memerlukan persyaratan, tidak memerlukan surat keterangan tidak mampu, karena saat pasien mengikuti kegiatan tersebut berarti pasien betul-betul tidak mampu dan membutuhkan operasi gratis tersebut,” tutur Desi.
Ia berharap, anak-anak yang telah melakukan operasi kembali menemukan senyum terbaik mereka dan bisa hidup normal seperti seorang anak pada umumnya, tidak merasa risih lagi, tidak merasa rendah diri, dan tentunya keluarganya juga semangat untuk memberikan motivasi ke keluarga dan anak-anaknya supaya tidak rendah diri lagi dan semangat beraktivitas tanpa menerima ejekan dari teman-teman atau orang terdekatnya.
“Salah satu penyebab utama terjadinya bibir sumbing dan celah langit – langit adalah karena pada saat pembentukan janin itu tidak sempurna dan biasanya dapat terjadi pada saat usia kehamilan tiga bulan pertama,” tukas Desi.