Jaleswari, Deputi V KSP memberi kuliah umum bahaya hoaks di Dayah Mahyal Ulum al-Azizah Aceh, Rabu (3-4-2019). Foto Kantor Staf Presiden.
Banda Aceh – Hoax bernuansa agama marak beredar. Baik yang menyerang masyarakat maupun pemerintah. Aceh menjadi salah satu provinsi sasaran penyebaran berita bohong terbesar di Indonesia. Jumlahnya setara dengan Jawa Barat dan Banten. Fakta itu merupakan hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Januari lalu.
Menurut laporan tersebut hoax terbesar yang paling dipercayai di Aceh adalah bangkitnya komunisme, kriminalisasi ulama, dan serbuan tenaga kerja asing. Kantor Staf Presiden (KSP) merasa perlu melakukan sosialisasi bahaya hoax di Aceh. “Para santri Aceh bisa ikut berperan meluruskan pemahaman masyarakat yang keliru,” kata Deputi V KSP, Jaleswari Pramodhawardani.
Jaleswari menyampaikannya dalam kuliah umum di Dayah Mahyal Ulum al-Aziziyah Aceh, Rabu (3/4). Sekitar 250 santri dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) turut hadir. Di tengah suasana hujan mereka antusias mengikuti kuliah bertema “Bahaya Hoaks Bagi Keberlangsungan Pembangunan Karakter Bangsa dan Perdamaian Aceh”.
Sebaran berita fitnah tumbuh makin pesat menjelang Pilpres. Pada Maret 2019 saja menurut laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika terdapat lebih dari 453 berita yang terverifikasi bohong. Angka ini hampir tiga kali lipat dari berita hoax yang menyebar Januari.
Kabar bohong yang menyerang pemerintah diantaranya menyebut pemerintah pro-komunisme, antek asing, anti Islam, merupakan informasi yang tidak benar. Fitnah itu bukan hanya bisa memicu perpecahan dan konflik horisontal di masyarakat, tetapi juga menghambat pelaksanaan program-program pemerintah yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. “Itu fitnah yang sangat berbahaya. Pemerintah siap berkolaborasi bersama para santri untuk memerangi hoax,” lanjut Jaleswari.
Mursalin, salah seorang peserta yang ikut hadir menyatakan keprihatinannya. “Ini bisa mengancam perdamaian Aceh yang sudah diperjuangkan dengan susah payah,” katanya. Pada kesempatan itu Mursalin mengaku bersama kawan-kawan santri Aceh akan membantu upaya memberantas hoax.(KSP)