Keterbatasan Fisik yang diderita membuat Hadijah tak mampu memperbaiki rumahnya.
Polman, mandarnews.com – Meski mengalami keterbatasan fisik dan hidup sebatang kara, Hadijah (49) tetap tegar menjalani hidup. Warga lingkungan Lemosusu kelurahan Limboro kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar (Polman) ini mengalami kecacatan pada tangan kanannya. Kondisi itu diperolehnya sejak usianya masih bayi.
Tangan kanan yang sedianya diciptakan Tuhan untuk membantu pekerjaan sehari – seharinya itu tidak dapat digerakkan sama sekali. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – harinya, perempuan paruh baya ini bekerja sebagai juru pelihara kebun kelapa orang lain di kampungnya, yang hasilnya baru diperoleh setiap tiga bulan sekali.
Nanti tiga bulan pak baru ada lagi diharap sedikit hasilnya,” jelasnya saat di temui di rumahnya Minggu, 27 Agustus.
Hasil yang diperoleh dari memelihara kebun kelapa orang lain itu, diakuinya tidak mencukupi, namun ia tetap bersyukur karena masih dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya.
“Hasilnya tidak seberapa pak, mungkin sekitar tiga ratus ribu ji didapat setiap tiga bulan pak,” ungkapnya.
Menurut wanita yang megalami keterbatasan fisik ini, kehidupan ekonominya saat ini agak mengalami sedikit penurunan, hal ini karena kondisi kesehatannya juga terganggu. Dahulu ia masih bisa memelihara Kambing sanak keluarganya. Namun ia terpaksa berhenti karena sudah tidak sanggup mengurusnya.
“Dulu ada Kambingnya sepupu saya pelihara, tapi tidak saya kuatmi sekarang apa selalu sakit bahuku pak,” imbuhnya.
Selain beras bagi Rakyat Miskin (Raskin), ia mengaku belum pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah. Hanya ada donasi dari beberapa tetangganya yang merasa prihatin terhadap dirinya.
“Tidak pernah kasian kita ada didapat bantuan pak, cuma itu ji beras sama sumbangannya tetangga sedikit,” bebernya dengan nada terbata – bata.
Kemiskinan yang diderita Hadijah ini, tentunya membuat Hadijah tidak dapat berbuat banyak untuk mencukupi kehidupan sehari – harinya, terlebih untuk merenovasi rumahnya yang sudah mengalami banyak kerusakan di setiap sudutnya.
Dari pantauan Mandarnews.com, kondisi rumah Hadijah yang berukuran sekira 4 x 6 ini terlihat cukup memprihatinkan. Dinding – dinding rumah yang terbuat dari gamacca itu terlihat rapuh apalagi lantai dan penyangga rumah kayu ini juga terlihat rapuh dan rentan akan rubuh.
Beberapa tahun lalu, perawan tua ini hidup bersama Ibunya di rumah sederhana itu, namun Ibunya telah meninggal karena sudah tua. Salah seorang warga setempat Nur Aliyah (23), mengaku prihatin atas kondisi yang menimpa tetangganya itu. Ia berharap Hadijah mendapat perhatian dari Pemerintah atau berbagai pihak yang terkait.
“Kasian ini pak, yang begini harusnya jadi perhatian pemerintah,” harap mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Majene ini.(Ashari)