Sejumlah kepala sekolah di Kabupaten Majene merasa ditipu oleh oknum wartawan. Kehadiran oknum wartawan tersebut dengan berbagai modus. Salah satunya dengan memintai sejumlah uang kepada sekolah untuk mengadakan kegiatan lomba menulis di Majene untuk para siswa.
“Kami dimintai peserta 4 murid dengan biaya pendaftaran Rp. 400 ribu. Saya hanya membayar Rp. 200 ribu untuk dua murid karena pada saat dana terbatas. Itu pun saya yang tanggung dulu,” kata Kepala Sekolah Dasar Negeri 11 Baurung, Husni.
Husni merasa ditipu oknum wartawan yang mengatasnamakan dari Tabloid Ivestigasi. Pihak sekolah dijanjikan akan mengadakan lomba menulis bagi muridnya yang dijadwalkan Senin (28/12/2015) lalu di Hotel Takana Juo. Lomba tersebut ternyata tidak ada.
“Anak buah saya antar dua murid kesana. Sampai disana tapi tidak ada kegiatan. Ternyata kami ditipu,” katanya.
Sementara itu, Kepala SDN 28 Luaor, Raduma mengalami hal yang sama. Pihaknya juga telah membayar Rp. 200 ribu kepada oknum wartawan tersebut.
“Saya juga sudah bayar Rp. 200 ribu untuk dua murid. Orangnya tinggi besar dan berkulit putih. Pakai mobil hitam, kalau bukan mobil Avanza, Xenia itu,” kata Raduma.
Husni dan Raduma ingin melaporkan dugaan penipuan ini kepada pihak kepolisian. Namun mereka ingin melaporkan dugaan penipuan tersebut secara bersama-sama dengan sekolah lainnya yang dirugikan dalam dugaan penipuan ini.
Info yang dihimpun Mandar-news, korban dugaan penipuan bukan hanya dua sekolah diatas, masih banyak sekolah yang dirugikan. Seperti SDN 24 Saleppe, SDN 2 Bababulo, SMPN 1 Pamboang dan SMKN 1 Majene.
Saat dikonfirmasi, pemilik Takana Juo, Astuti juga merasa tertipu dengan ulah oknum wartawan ini. Ia mengaku merugi hingga Rp. 5 juta.
“Sudah pesan tempat empat hari disini ternyata tidak jadi kegiatannya. Sampai ada pesan tempat tapi saya cancel (batalkan) karena sudah dipesan. Saya juga sudah belanja untuk konsumsi mereka 150 kotak nasi. Kalau kerugian semuanya mungkin sekitar Rp. 5 jutaan karena tarif sewa tempat disini itu Rp. 1 juta per hari,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Majene, Anwar Lazim menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, seharusnya pihak sekolah juga tidak menerima oknum tersebut karena tidak memiliki surat rekomendasi dari dinas.
“Kenapa diladeni? Kami disini (disdik) tidak mengeluarkan rekomendasi kalau biaya pendaftaran tinggi,” kata Anwar, Jumat (12/2/2016).
Anwar sendiri mendukung pihak sekolah yang ingin melaporkan dugaan penipuan ini kepada ke polisian. Dugaan penipuan ini sudah sangat meresahkan.
“Intinya kalau saya laporkan saja kepada polisi supaya ada efek jera kepada yang bersangkutan. Modusnya ini penipuan. Jelas merusak citra pers. Ini sangat merugikan dan dan mengorbankan institusi pendidikan,” katanya.
Kegiatan yang dimaksud oknum wartawan tersebut akan diikuti siswa dari semua tingkatan. Mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA di Kabupaten Majene. Diperkirakan, jumlah kerugian semua sekolah yang mendaftar apabila dijumlahkan bisa mencapai puluhan juta rupiah. Rencananya kegiatan lomba menulis tersebut diadakan selama empat hari. Dari tanggal 28 hingga 31 Desember 2015 di Hotel Takana Juo.
Saat mendatangi sekolah, oknum wartawan tersebut mengendarai mobil avanza hitam denga nomor polisi DD 1363 DH. Pada kaca depan mobil tersebut, terdapat tulisan warna putih “Investigasi News”. Pada kop surat permohonan peserta kepada sekolah, alamat kantor pusat media ini berada di Jalan Karyawan, Kelurahan Pangkajene, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Pada kop surat terdapat nomor telepon 085330656810 dan surat ini ditanda tangani ketua panitia pelaksana, Suardi Bunna. Nomor telepon pada surat permohonan peserta tersebut hingga kini masih aktif. Saat dihubungi untuk dikonfirmasi, telepon tidak pernah diangkat bahkan kadang panggilan ditolak. (Irwan)