
Salah satu jalan alternatif yang ada di perbatasan antara Lingkungan Leppe dan Leppe Barat Kelurahan Lembang, Majene yang telah lama rusak.
Majene, mandarnews.com – Sejumlah ruas jalan di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) mengalami kerusakan berat dan seolah terabaikan.
Salah satu jalan yang dikeluhkan masyarakat adalah jalur alternatif yang menghubungkan Lingkungan Leppe dan Leppe Barat serta lingkungan lainnya yang ada di Kelurahan Lembang dan Kelurahan Baurung.
Kepala Lingkungan Leppe Barat Abdul Rauf mengatakan, keluhan masyarakat terkait jalan rusak yang bergelombang serta digenangi air telah lama disampaikan.
“Tetapi, selama ini Pemerintah Majene belum pernah terlihat melakukan tindakan perbaikan jalan seperti pemeliharaan dengan perbaikan penuh,” jelas Rauf.
Padahal, kata Rauf, jalan yang rusak di sepanjang jalan tersebut cukup banyak titiknya dan telah lama.
“Kalau kondisi jalannya mungkin sudah ada sekitar lima tahun lebih bahkan sepuluh tahun. Sewaktu-waktu dilakukan perbaikan ringan dengan cara hanya menambah timbunan di titik jalan rusak tersebut,” ujar Rauf.
Bahkan, ia telah beberapa kali melakukan swadaya masyarakat untuk memperbaiki jalan itu tapi tidak pernah bertahan lama.
“Penambahan timbunan sudah pernah, batu juga sudah pernah, tapi tidak pernah bertahan lama, justru membuat kondisi jalan agak makin bergelombang karena material tertumpuk,” tandas Rauf.
Seharusnya, lanjut Rauf, pemerintah melakukan perbaikan penuh dengan cara perataan lalu pengaspalan.
“Itu harapan kami dan harapan masyarakat semua. Kiranya pemerintah memikirkan kenyamanan kami dalam berinteraksi sosial, apalagi jalan ini salah satu jalan yang cukup penting bagi masyarakat sehingga diharapkan segera diperbaiki,” harap Rauf.
Sementara Kepala Bidang Bina Marga Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Majene Ramli menyebutkan, sejak lima tahun terakhir dana pemeliharaan jalan rutin tiap tahunnya dari anggaran pendapatan belanja daerah Majene yang masuk sangat minim.
“Itu terjadi sekitar 5 tahun belakangan hingga saat ini, dana pemeliharaan jalan tidak pernah maksimal sehingga program pemeliharaan jalan tidak efektif karena dana yang kita dapat sangat minim,” ucap Ramli, Jumat (4/6) saat ditemui di kantornya.
Menurut Ramli, dana pemeliharaan jalan biasanya hanya mencapai sekitar Rp100 juta per tahun. Bahkan, dana pemeliharaan jalan tahun lalu hanya sekitar Rp60 juta.
“Dana pemeliharaan itu sangat minim, terkadang kami mengusulkan 20 ruas jalan tapi nyatanya ketersediaan dana hanya mampu mengakomodasi sekitar 2 ruas jalan, sehingga mau tidak mau harus mendahulukan ruas jalan yang lebih prioritas dibanding lainnya,” tutur Ramli.
Ketika ada pemeliharaan, hanya dilakukan pemeliharaan ringan saja mengingat ketersediaan dana minim.
“Tidak hanya di Leppe yang menjadi keluhan tapi ada puluhan ruas jalan yang menjadi keluhan masyarakat untuk diperbaiki atau diaspal. Hanya saja itu tadi, ketersediaan dana dari dana yang kami dapat sangat minim tiap tahunnya. Tetap kami usul semuanya, tetapi kita prioritaskan yang lebih prioritas,” tukas Ramli.
Ia pun berharap agar pemerintah daerah berusaha mencari dana-dana tambahan, baik dari provinsi ataupun pusat untuk keperluan pemeliharaan jalan karena ketersediaan anggaran pendapatan belanja daerah tidak mampu mengakomodasi semua.
Ramli juga berharap, ke depan dana pemeliharaan jalan bertambah agar pemeliharaan jalan dapat efektif apalagi peruntukannya bagi kepentingan umum.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia