Dinas Pendidikan Sulawesi Barat terus berupaya menekan angka anak putus sekolah. Salah satunya dengan melanjutkan Gerakan Kembali Berekolah (GKB). Untuk tahun ini saja, Disdik Sulbar mengucurkan anggaran Rp. 850 juta untuk membantu anak putus sekolah dengan alasan ekonomi.
"Program ini kami mulai di Majene, Mamuju dan Mamuju Utara. Kita kerja sama dengan Polres untuk membiayai semua anak sekolah. Jadi tidak boleh lagi ada anak yang putus sekolah," kata Kadisdik Sulbar, Muzakkir Kulasse, saat ditemui di Godwill Lembo Cafe di Majene, Kamis (3/3/3016) siang tadi
Ia mengatakan, saat ini angka anak putus sekolah di Sulbar berada pada zona hampir mendekati biru. Zona biru dalam artian angka anak putus sekolah itu tuntas.
"Kan ada zona merah (angka putus sekolah tinggi), kuning (sedang) dan biru (tuntas). Kalau sekarang kan mendekati biru, hampir tuntas kan. Kalau sudah diintervensi Rp. 850 juta, saya yakin tahun ini bisa masuk zona biru," kata Muzakkir.
Muzakkir Kulasse mengatakan, program tersebut lebih diprioritaskan bagi anak putus sekolah dengan alasan tidak mampu.
"Kami di provinsi punya anggaran yang menunjang anak berprestasi dan tidak mampu. Kita akan berikan bantuan yang penting memenuhi prosedur," katanya.
Sementara itu, Muzakkir tidak ingin melihat lagi ada anak putus sekolah di Sulbar. Ia mengatakan, pendidikan adalah hak anak yang harus dipenuhi.
"Kalau ada orang tua yang tidak menyekolahkan anaknya, saya akan berhadapan. Itu hak anak untuk sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa," tegas Muzakkir. (Irwan)