
Petani Kopi hasil pendampingan Rifki saat melakukan panen kopi dan melakukan pengelolaan hasil pasca panen
MAMASA, mandarnews.com – Mengutamakan pendampingan bagi petani mulai dari teknik penyamaian, pola tanam, pemeliharaan dan cara panen adalah metode Rifki dalam mendorong hasil tanaman kopi yang berimbas pada kesejahteraan petani.

Antusiasme petani, kata Rifki, semakin baik untuk mulai menanam kembali pohon kopi dengan skema pola tanam yang tidak lagi bergantung pada cara lama. Melalui Koperasi Produsen Marabika Mitra Global, petani kopi diajarkan dan didampingi sejumlah metode mulai dari cara pemilihan bibit, pola tanam, pemeliharaan serta metode panen hingga pasca panen agar menghasilkan biji kopi yang benar-benar berkualitas.
“Kami telah coba sediakan bibit-bibit baru dengan teknik penyemaian dan saat ini sudah mendaftar sekitar 40 orang untuk bergabung dalam program pendampingan,”ujar Rifki.
Ia menjelaskan, keuntungan petani jelas jauh lebih besar jika melalui pendampingan karena pola jual petani telah berubah, yang tadinya mereka jual kopi gabah, setelah didampingi mereka jual kopi kupas ( green bean) dengan harga termurah 75.000/kg hingga termahal 150.000/kg.
Contoh petani yg kami dampingi, kata Rifki, Pak Marthen Luther, kebunnya di Desa Tadisi, dari hasil jual kopinya sebelum kita dampingi pendapatan per musim hanya Rp 3 juta dari 3000 pohon kopi. Setelah didampingi baru petik panen pertama pendapatannya sudah sama dengan pendapatan setahun sebelumnya.
Rifki menuturkan kendala yang ditemui yakni, pohon kopi sudah terlalu tua sehingga kurang produktif namun tahun ini telah disiapkan 30.000 ribu bibit baru dan regenerasi pohon kopi yang sudah kita lakukan tahun ini.
Lanjut Rifki, kendala yang juga dihadapi petani kopi adalah akses jalan perkebunan, permodalan untuk pengembangan lahan, fasilitas paska panen dan SDM yang masih kurang sehingga membutuhkan kerja keras untuk menekuni usaha perkebunan kopi.
Rifki berharap, kedepan Kabupaten Mamasa bisa mandiri dalam memproduksi dan menjual hasil kopinya, petani kopi berdaulat atas hasil kebunnya agar kesejahteraan petani kopi di terwujud dan Mamasa bisa menjadi penghasil kopi arabika terbaik seperti Gayo, dan akhirnya bisa meningkatkan pendapatan asli daerah Mamasa.(Hapri Nelpan)