AJI Kota Mandar gelar nonton bareng Film A Private War di Nusa Pustaka, Pambusuang Polman
Balanipa, mandarnews.com – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Mandar menggelar nonton bareng dan diskusi kekerasan terhadap jurnalis di Nusa Pustaka Pambusuang, Balanipa, Polman, Sabtu (9-2) malam. Film kisah nyata, A PRIVATE WAR yang mengisahkan tentang jurnalis perempuan, Marie Colvin dimana terbunuh saat dirinya meliput peperangan di Afhanistan menjadi sumber inspirasi bagi jurnalis Sulbar sekaligus edukasi dalam proses peliputan.
“Nonton bareng sekaligus diskusi tersebut digelar sesuai dengan himbauan AJI Indonesia untuk melakukan kegiatan berdasarkan seruan AJI terhadap penolakan remisi pembunuh salah satu jurnalis Bali, AA Gde Bagus Narendra Prabangsa dan bentuk peringatan atas Hari Prabangsa Nasional dimana remisi itu telah dicabut oleh Presiden RI Jokowidodo berdasarkan beberapa sumber pemberitaan sehingga dapat juga dikatakan Hari Prabangsa Nasional”, tutur Ketua Aji Kota Mandar Muh. Ridwan Alimuddin.
Ridwan pula mengatakan film tersebut salah satu contoh kasus profesi jurnalis adalah salah satu profesi yang disegani beberapa individu.
Dari film ini juga, kata Ridwan, menguji mental teman-teman yang hadir baik yang sementara berprofesi jurnalis maupun yang berencana berprofesi jurnalis.
Mengenai mengenai kekerasan jurnalis di Sulawasi Barat, Ridwan mengatakan, kekerasan jurnalis di SulBar ada beberapa kasus antara tahun 2016 hingga 2018. Yakni salah satunya pemukulan terhadap Busman Rasid wartawan Manakarra TV dan kasus kekerasan terhadap Joni (Kontributor MNC) serta beberapa kasus lainnya.
Hal itu kata Ridwan, membuktikan bahwa belum adanya kesadaran beberapa pihak tentang tugas dan peran jurnalis.
Sementara Sekertaris AJI Kota Makassar, Anca Hardiansya yang juga hadir di kegiatan itu menambahkan, khusus Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk tahun 2018 ada 11 kasus kekerasan terhadap jurnalis.
Katanya, beberapa kasus didalamnya tuntas didampingi dan beberapa lainnya dimediasi tergantung pada bentuk persoalan yang diadvokasi lantaran tidak semua kekerasan jurnalis dalam bentuk pemukulan namun ada juga bentuk ancaman dan beberapa bentuk persoalan lainnya.
Anca mengaku rasa kagumnya muncul dengan kegiatan seperti yang dilakukan AJI Kota Mandar. Alasannya, selain belajar kegiatan tersebut dapat pula mempererat tali silaturahmi antar jurnalis.
Anca berharap,kegiatan seperti ini sering-sering dilakukan guna menumbuhkan spirit baru dalam menjalankan profesi. (MG-2/Hapri Nelpan)