Tempat usaha penjual keripik pisang yang membagikan beberapa jualannya untuk massa aksi.
Polman, mandarnews.com – Ada pemandangan unik saat mahasiswa menggelar unjuk rasa berjalan menuju Mapolres Polman, Selasa, (17/9/24).
Seorang penjual pisang ijo dan keripik pisang yang setiap hari mangkal di area gedung gadis Pekkabata menarik perhatian para demonstran dan masyarakat sekitar dengan aksinya yang tak biasa.
Alih-alih menjajakan dagangannya dengan cara konvensional, ia memilih untuk membagikan keripik pisang dengan cara melemparkannya kepada para mahasiswa yang sedang berunjuk rasa.
Aksi penjual keripik pisang ini menjadi hiburan tersendiri di tengah situasi unjuk rasa yang biasanya penuh ketegangan.
Dengan senyuman lebar di wajahnya, penjual tersebut melemparkan beberapa bungkus keripik pisang kepada mahasiswa yang berada di garis depan. Para mahasiswa pun menyambut dengan antusias, tak sedikit dari mereka yang tertawa dan mengangkat bungkus keripik pisang sebagai simbol dukungan.
“Kami tidak menyangka ada penjual yang mau berbagi seperti ini. Ini membuat suasana lebih rileks dan mengurangi ketegangan,” ujar Hijra salah satu mahasiswi yang ikut serta dalam aksi tersebut.
Sementara itu, penjual keripik pisang yang enggan disebutkan namanya ini mengaku bahwa aksinya tersebut spontanitas.
“Saya hanya ingin membantu dan sedikit menghibur anak anak mahasiswa mereka yang sedang menyuarakan aspirasi,” ujarnya.
Aksi ini pun mendapat berbagai tanggapan positif dari masyarakat. Banyak yang memuji sikap dermawan dan kreatif penjual keripik pisang tersebut, melihatnya sebagai contoh kepedulian terhadap sesama, terutama di tengah situasi yang bisa memanas.
Momen ini juga mengingatkan kita bahwa di tengah-tengah aksi dan tuntutan, masih ada ruang untuk kebaikan dan solidaritas yang sederhana.
Unjuk rasa mahasiswa ini sendiri berlangsung damai, dengan tuntutan yang disuarakan tetap disampaikan dengan tertib. Kehadiran sang penjual keripik pisang menambah warna dalam aksi tersebut, memberikan semangat baru bagi para mahasiswa dan menunjukkan bahwa dukungan bisa datang dari mana saja, bahkan dari mereka yang sehari-hari berjualan di pinggir jalan.
(Atyah)