Pengungsi warga Pamboang di Buttu Rewata’a. Foto: Fb_Muhammad Amran
Majene – Respon masyarakat dengan beredarnya berbagai isu soal ancaman gempa susulan setelah semalam di wilayah Polman dan Majene di goyang gempa 3,7 skala Richter, baik di media Sosial maupun diskusi warung kopi cukup serius.
Warga di kedua wilayah ini di dera rasa cemas sehingga mengakibatkan ada sekelompok warga berinisiatif meninggalkan rumah dan mencari tempat mengungsi di tempat yang lebih tinggi.
Terpantau titik yang sudah mengungsi antara lain Desa Bonde-Bonde, wilayah Pamboang, Soreang Palipi, dan juga Rangas Majene.
Bahkan ada lurah di kecamatan Banggae Timur menyatakan bahwa warganya pada mengungsi ke gununng karena mendengar rumor akan ada gempa pada jam 1 Siang.
Dan hal ini berdampak pula terhadap aktifitas belajar mengajar di satuan pendidikan. Peserta didik dari tingkat SD sampai SMA/SMK tidak tenang belajar dan menuntut sekolah untuk memulangkan mereka. Hal ini bisa di lihat dari beberapa postingan guru yang bingung antara melanjutkan belajar dan menenangkan siswa atau memulangkan mereka karena kondisi mental untuk belajar tidak lagi kondusif.
Diantaranya akun Fesbuk dengan nama Daeng Kulle salah satu pengajar di SMK Negeri 2 Majene yang memposting keresahan siswanya dalam mengikuti pelajaran di sekolah karena isu bakal terjadi gempa susulan yang ramai di media sosial.
Akhirnya sekolahnya memutuskan memulangkan siswa, hal ini juga di lakukan oleh nyaris semua sekolah di wilayah kota Kabupaten Majene.
Dari pantauan mandarnews.com puluhan siswa berkumpul nyaris di semua ruas jalan menunggu angkot untuk pulang ke rumah mereka. Padahal jam masih menunjukkan pukul sepuluh pagi.
Dari badge Sekolah mereka terdata identitas nama sekolah antara lain SMK Negeri 2 Majene, SMA Negeri 1 Majene, SMK Negeri 1 Majene, SMP Negeri dan SD Negeri.
Menurut Zukhrinab Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum di SMK Negeri 1 Majene, bahkan guru pun ada yang mengirimkan WA kepadanya meminta izin tdk masuk sekolah selain karena dia tdk ada jam mengajar pada hari ini, juga dia mendapatkan berita agar mereka yg tinggal di wilayah Polman harus dalam keadaan siaga satu.
Guru yang bersangkutan memang tinggal di Wilayah Polman. Menurut pendapat pribadinya, dalam kondisi seperti ini, di tengah ancaman gempa yang masih terjadi di beberapa titik di Palu bahkan terjadi pula di Majene dan Polman Sulawesi Barat, jadi tidak ada salahnya jika kebijakan memulangkan siswa dilakukan. Ini kondisi darurat. Orangtua cemas. Anak cemas. Dan proses belajar mengajar juga tidak akan maksimal karena gurunya pun kondisinya kurang kebih sama.
Dan sebagai bawahan ia berharap ada kejelasan dari Dinas Pendidikan untuk menyikapi hal ini agar guru di sekolah bisa menentukan sikap dengan kondisi seperti ini. Dia hanya berharap kondisi dan ancaman gempa ini segera berlalu.
Melihat kepanikan warga, Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas II Majene megeluarkan Permaklumat bernomor No.KP.015/341/MJE/X/2018.(rizaldy)
Baca Permaklumat BMKG Majene :