
Kepala Karantina Mamuju, Agus Karyoni.
Diskusi Kepala Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono dengan sejumlah wartawan di Mamuju.
Mamuju, mandarnews.com – Nilai ekspor komoditas pertanian Sulawesi Barat (Sulbar) di awal 2021 mencapai angka Rp500 miliar. Tren tersebut mengalami kenaikan dari periode Januari-Februari 2021 dan meningkat signifikan sebesar 77 persen jika dibandingkan tahun 2020.
Tren positif itu tercatat setelah didominasi oleh turunan kelapa sawit Palm Oil dan RBD Palm Stearin pada tahun 2021 yang meningkat sebanyak 42,5 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp535,8 milyar dengan tujuan Tiongkok.
Kepala Badan Karantina Pertanian Mamuju Agus Karyono mengatakan, selain cangkang sawit, ada komoditas lain yang jadi ekspor unggulan Sulbar yang telah diekspor ke sejumlah negara, termasuk briket yang berada di Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar.
Selain itu, Agus juga mendorong lahirnya gairah para pelaku usah untuk melakukan ekspor komoditi.
“Tugas dan fungsi kami melakukan peluang ekpor komoditi. Bagi para pengusaha yang ingin melakukan ekspor dapat kami bantu, sehinggga harapan kita lahirnya pengusaha-pengusaha baru untuk melakukan ekspor,” ujar Agus Karyono dalam sesi diskusi bersama sejumlah wartawan di salah satu warkop di Kota Mamuju, Rabu (24/3).
Agus menyebut, saat ini Badan Karantina Mamuju sedang melakukan progres dengan menggandeng pemerintah daerah untuk melakukan pemetaan komoditi di Sulbar.
Saat ini, ia mencatat sejumlah komoditas pertanian yang potensial seperti kopi Mamasa, pisang gepok, nilam, kakao, dan sarang burung walet dapat menjadi komoditi unggulan ekspor Sulbar. Namun, pemaksimalan potensi itu harus dikelola dengan baik. Saat ini penting untuk tidak mengekspor bahan mentah, tetapi minimal barang setengah jadi.
“Saya rasa selain pasar yang sering jadi kendala, penting juga kita untuk melakukan pengolahan bahan mentah yang selama ini langsung dijual, kalau bisa jangan langsung mentahnya tetapi minimal setengah jadi,” pungkasnya.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia