Ketua DPC GMNI cabang Majene, Agung Prasetyo.
Majene, mandarnews.com – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Majene mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh oknum kepolisian Kabupaten Mamasa terhadap massa aksi saat aksi demonstrasi dari Forum Rakyat dan Mahasiswa Mamasa di Kantor Bupati Mamasa, Selasa (29/8) kemarin.
Berdasarkan keterangan dari Jenderal Lapangan Rihardes Langi Memanna, dalam insiden tersebut, salah satu peserta aksi berdarah pada bagian hidung karena diduga terkena pukulan oknum polisi.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) GMNI Majene Bung Agung Prasetyo dengan tegas mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh oknum kepolisian Mamasa terhadap massa aksi Forum Rakyat dan Mahasiswa Mamasa.
“Kami menganggap tindakan premanisme yang dilakukan oleh oknum kepolisian Kabupaten Mamasa telah mempertontonkan perilaku yang tidak beretika,” ujar Agung.
Ia menyampaikan, tindakan premanisme yang dilakukan oleh oknum kepolisian Mamasa tidak mencerminkan sikap yang baik sebagai aparat.
“Seharusnya kalian menjaga keamanan massa aksi pada saat menyampaikan pendapat, bukan malah memukul massa aksi. Seharusnya kalian mengayomi masyarakat. Kejadian tersebut sebagai pertanda bahwa Kapolres Kabupaten Mamasa tidak becus mendidik anggotanya,” ucap Agung.
Ia pun meminta agar Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Barat (Sulbar) melakukan evaluasi kinerja Kapolres Mamasa.
“Tugas kepolisian tidak lain sebagai pengayom masyarakat, melindungi, serta menciptakan rasa nyaman, bukan mempertontonkan tindakan premanisme,” tutup Agung. (Mutawakkir/rls)
Editor: Ilma Amelia