Bupati Majene membuka secara resmi pagelaran GSI II di Majene ditandai dengan menendang bola, Selasa (27/8)
Majene, mandarnews.com – Setelah Mamuju sebagai tempat GSI antar kabupaten se_Prov. Sulbar digelar tahun lalu, kali ini kab. Majene di tunjuk sebagai tuan rumah dalam pagelaran Gala Siswa Indonesia (GSI).
Menurut Jufri selaku Sekretaris Umum asprov PSSI Sulawesi Barat, pagelaran GSI baru dua kali dilakukan yakni untuk tahun lalu di Mamuju dan untuk tahun ini di gelar di Majene. Tahun lalu yang juara satu Mamuju dan juara dua adalah Mamasa.
Jufri memaparkan, GSI merupakan ajang mencari bibit terbaik. Cara menyeleksinya yakni mempertemukan semua kabupaten yang ada di Sulbar. Untuk yang juara satu, 60% di ambil untuk mewakili provinsi dan 40% dicari yang paling terbaik di antara semua tim.
“Ada kemungkinan ada peserta tim yang tidak ada dipilih kalau memang tidak baik untuk dipilih,” ucap jufri.
Penilaiannnya dilihat dari skil individu perorangan tapi dengan ketentuan, 60 % diambil dari tim kabupaten yang juara satu.
GSI sendiri yang bergulir saat ini merupakan tingkat SMP. Untuk peserta itu di ambil dari penyeleksian kecamatan. Misal, Jufri mencontohkan di kabupaten Polman ada kecamatan Wonomulyo, wilayah itu terdapat kurang lebih 5 sekolah, lalu 5 sekolah tersebut yang ada di wonomulyo harus berkompetisi dulu. Lalu yang menang dari sekolah tersebut di pilihlah untuk mewakili kecamatan ke tingkat kabupaten.
“Jadi seleksinya sendiri mulai dari sekolah di seleksi oleh gurunya, masuk di kecamatan untuk mewakili kecamatan, masuk di kecamatan di seleksi di kabupaten kemudian mewakili kabupatennya,” jelas jufri.
Setelah penyeleksian rampung dan sudah menjadi 1 tim nantinya akan berlaga membawakan prov. Sulbar. Jika jadwal tidak tidak berubah, insya Allah GSI tingkat nasional digelar di Semarang. Mengenai biaya menjadi tanggungan LPMP (Lembaga Penjamin mutu Pendidikan) Provinsi masing-masing.
GSI merupakan pembinaan karakter dan prestasi prestasi, serta merupakan pembangunan pesepakbolaan di usia muda di Indonesia
. Sesuai dengan harapan PSSI di tahun 2034 Indonesia bercita-cita untuk masuk piala dunia.
Jufri mengatakan, dengan adanya GSI ini pasti memperoleh manfaat untuk anak – anak yang menjadi peserta. Mereka akan terbentuk karakternya dan jauh dari pengaruh global. Alasannya, ketika anak – anak bermain saat ini ataupun latihan tentu malamnya mereka akan lelah, jadi bisa dibilang untuk malamnya tidak ada lagi hal – hal negatif yang dibuat karena mereka hanya mengisi waktu malamnya untuk istirahat.
“Dan GSI sendiri merupakan program dari Kementerian dinas pendidikan dan kebudayaan dan untuk di daerah ataupun provinsi diarahkan ke LPMP ,” tutup jufri. (mg1)