
Majene, mandarnews.com – Persoalan swalayan di Majene kini bergulir di DPRD. Pihak terkait mengadakan pertemuan di ruang sidang DPRD Majene difaslisitasi Komisi I DPRD Majene, Rabu (08/11).
Pembahasan rapat yang dihadiri aliansi mahasiswa, perwakilan toko swalayan dan sejumlah pejabat OPD yang terkait, terfokus pada jadwal pelayanan perdagangan di toko swalayan di kabupaten Majene. Rapat yang dipimpin Ketua Komisi 1 DPRD Majene, Hasriadi ini sempat memanas. Peserta rapat saling lontar pertanyaan dan adu argumen.
- Baca kumpulan berita tentang : Indomaret dan Alfamidi di Majene
Alianasi mahasiswa sebagai pihak yang mempersoalkan jadwal buka-tutup toko menuntut agar jadwal buka transaksi perdagangan di pasar swalayan Majene dibuka pada jam 10 pagi dan tutup pada jam 10 malam, sesuai aturan yang berlaku.
Sementara perwakilan toko swalayan, Alif Permana Putra mengatakan, “Apapun keputusannya kami tetap ikut dan patuhi karena kami hanya menginginkan kenyamanan konsumen karena walaupun konsumen menginginkan kami dari swalayan bukanya 24 jam tapi kalau aturan tidak membolehkan ya mau kita bisa apa.”
Namun begitu, Alif Permana Putra meminta toleransi agar diberi waktu untuk mencari solusi agar pemberlakuan yang disepakati jam buka-tutup itu tidak berdampak kepada pemutusan karyawan.
“Pembatasan jam buka-tutup tentu bisa berdampak kepada pemutusan karyawan, sedangkan bukan itu yang kita inginkan,” tutur Alif.
Sementara pihak indomaret mengaku memperkerjakan putera daerah yang tentu sangat disayangkan jika ada pemutusan kerja. Sehingga pihaknya berharap ada solusi yang tidak berdampak kepada pemutusan karyawan.(Arfan)