
Seorang warga menjaga anaknya yang tengah menjalani perawatan akibat keracunan
Palu, mandarnews.com – Menanggapi adanya 36 orang pengungsi di Kelurahan Kabaena dan Kelurahan Tipo Kota Palu yang mengalami keracunan makanan, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Tengah Yahdi Basma menganggap kejadian ini sebagai bukti lemahnya koordinasi Pemerintah Daerah (Pemda) dalam penanggulangan bencana.
“36 warga yang keracunan ini bak jatuh tertimpa tangga pula. Fakta ini mengkonfirmasi lemahnya koordinasi Pemda terkait penanggulangan bencana di Pasigala,” ujar Yahdi Basma, Minggu (20/1/2019).
Yahdi juga mengatakan, hari ini pihaknya akan menerima hasil laboratorium dari sisa-sisa makanan yang dikonsumsi oleh warga yang keracunan tersebut.
“Kita akan minta data segera, apakah Pemda punya listing data tentang siapa dan lembaga mana saja yang concern beri dukungan kebutuhan hidup bagi pengungsi selama ini. Jika data pun tidak ada, ya memang miskoordinasi pastinya,” sebut Yahdi lagi.
Ketua Panitia Khusus Pengawasan Bencana ini menegaskan, kasus ini harus diusut tuntas dan menghimbau kepada relawan tanpa mengurangi rasa terima kasih agar sebaiknya memberi bantuan dalam bentuk bahan makanan mentah, seperti beras, telur, dan lain-lain yang memenuhi standar gizi.
Kemarin, (19/1/2019) puluhan pengungsi mengeluh sakit setelah menyantap nasi bungkus yang dibagikan oleh relawan yang tidak diketahui identitasnya.
Seperti yang dituturkan oleh salah satu korban bernama Muria yang mengaku makan nasi bungkus tersebut bersama cucunya yang bernama Viola di tenda.
“Saya juga dapat nasi bungkus dan makan sama cucu. Setelah makan saya pergi mandi, saat itulah saya merasa pusing, mual, dan muntah-muntah beberapa kali. Cucu saya juga mengalami hal serupa,” sebut Muria.
Ia juga mengungkapkan, dirinya memang mencium aroma basi dari nasi bungkus yang berisi nasi putih, ikan suir, dan mi laksa tersebut namun ia tetap memakannya.
Wakil Direktur Pelayanan Medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anutapura dr. Herry Mulyadi yang menangani pasien keracunan membeberkan, kondisi pasien sudah mulai membaik.
“Kondisi pasien sudah membaik setelah mendapatkan perawatan, tapi kita tetap harus merawat dan memantau perkembangan kondisi mereka,” tukas dr. Herry Mulyadi.
Reporter : Ilma Amelia
—
Kirim dari Fast Notepad