
Mahasiswa KKN berada di rumah Kades Lemsa.
Mamasa, mandarnews.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Universitas Al Asyariah Mandar Membangun Desa (PUMD) melakukan koordinasi kepada Kepala Desa (Kades) Lembangna Salulo (Lemsa) terkait produk pengabdian yang telah dilaksanakan dan akan diserahkan kepada pemerintah desa secara resmi, Sabtu (10/9).
Menurut Kades Lemsa Yosker Deppalanna, saat ini pihaknya sedang menyepakati waktu dan tempat tentang acara penyerahan secara resmi produk pengabdian yang telah dibuat oleh mahasiswa KKN Unasman dalam desanya.
“Mahasiswa KKN ini telah menjalankan beberapa program atau kegiatan yang menjadi kerja nyata mereka selama 40 hari KKN di desa kami,” kata Yosker.
Adapun program yang dilaksanakan adalah secara fisik telah melakukan kegiatan, di antaranya membantu masyarakat gotong royong pengangkatan material pembangunan gereja, gotong royong membersihkan parit atau selokan rumah sekitar posko mereka, dan membersihkan halaman kantor desa.
“Program pengabdian mereka yaitu pemanfaatan pekarangan rumah dengan ditanami sayur-sayuran serta pembuatan agen hayati yang disebut paenibacilus polymyxa atau pembuatan bahan tentang pencegahan penyakit terhadap tanaman padi yang mengakibatkan batang padi sering terserang penyakit,” tandas Yosker.
Bukan hanya program fisik saja, lanjutnya, mahasiswa KKN juga menyampaikan beberapa materi sosialisasi, baik secara resmi maupun melalui dialog atau diskusi santai bersama masyarakat.
“Mewakili kawan mahasiswa, hal pertama yang saya sampaikan adalah ucapan terimah kasih kepada pemerintah desa, dalam hal ini Kades Lemsa karena telah memberi ruang kepada kami atau respons yang baik selama kami ber-KKN di desa ini,” kata Oktovianus Gayang selaku Koordinator Desa (Kordes) KKN Unasman.
Oktovianus atau yang akrab disapa Otto ini menyampaikan, pihaknya datang untuk memaparkan kepada Kades Lemsa tentang apa yang telah dicapai atau dilakukan di desa tersebut.
“Selain itu, menyepakati bersama tentang waktu yang akan kami laksanakan dalam rangka penyerahan produk pengabdian kami,” ucap Otto.
Ia mewakili teman-temannya berharap, semoga masyarakat dan Pemerintah Desa Lemsa dapat memberi penilaian yang baik sesuai apa yang telah dilakukan.
“Proses KKN ini terkadang melelahkan, namun semua itu adalah tahap pembelajaran dalam kampus untuk menyerap ilmu dengan baik. Boleh dikata tahap pembelajaran menerapkan ilmu yang sudah dicapai di kampus, boleh juga dikata tahap pembelajaran cara berbaur dalam lingkungan masyarakat umum,” tutup Otto. (Yoris)
Editor: Ilma Amelia