
Kepala Staf Kepresidenan DR Moeldoko saat berdialog dengan lima anak berprestasi dalam memepringati Hari Anak Nasional di Gedung Bina Graha, Jakarta pada Kamis (23/7).
Jakarta — Kantor Staf Presiden (KSP) mengundang lima anak berprestasi tingkat internasional dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) pada 23 Juli 2020 di kantor KSP, Gedung Bina Graha Jakarta.
Kelima anak tersebut adalah Raisha Putri Aulia, Muhammad Ilham Alfarisi, Michelle Aurelia Yudianto, Muhammad Arya Bimasena, dan Nisrina Fathiyya Nugraha. Mereka peraih sejumlah penghargaan bergengsi di bidang matematika, sains dan kebudayaan tingkat internasional.
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko memberikan apresiasi terhadap prestasi yang dicapai oleh lima anak tersebut.
“Apa yang anda raih itu prestasi yang membanggakan bagi bangsa ini,” tegas Moeldoko pada Kamis (23/7) di Jakarta.
Untuk menampung bakat-bakat berprestasi, KSP menyiapkan sebuah wadah bernama Manajemen Talenta Nasional (MTN) yang bertujuan meningkatkan SDM Indonesia dalam kancah global.
Moeldoko menambahkan, dengan adanya MTN maka anak-anak berprestasi tersebut dapat terus berkembang sesuai dengan bakatnya.
“Banyak anak Indonesia yg berprestasi tapi dimanfaatkan bangsa lain. Kita punya program MTN yang akan membuat basis data tentang anak Indonesia yang unggul di semua bidang,” ujar Moeldoko.
Menurut Moeldoko, MTN mengkolaborasikan bibit unggul dengan dunia riset sehingga memiliki nilai tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi negata. Negara akan berperan untuk mewadahi bakat bakat terbaik yang dimiliki bangsa.
“Jika negara tidak berperan maka diambil negara lain. Ini yang kita tidak mau,” ujarnya.
Moeldoko juga mengenang masa kecilnya yang penuh dengan kesulitan. Kampungnya sering dilanda banjir dan harus mengungsi ke kantor desa untuk belajar. Dia mengaku saat itu rasanya sulit berpikir dan bercita-cita menjadi Panglima TNI.
“Tetapi tantangan sekarang berbeda, kalian sekarang semua sudah tersedia manfaatkan fasilitas dan pengetahuan yang ada. Tantangan sekarang bagaimana menghadapi kompetisi global. Bagaimana negara lain berkemabang dengan begitu cepat,”ujarnya.
Peraih penghargaan medali perunggu pada olimipade matematika dan sains 2018, Muhammad Arya Bimasena mengaku mengagumi Moeldoko saat membaca riwayat hidupnya.
“Saya ngefans sama bapak beberapa jam yang lalu karena bapak memiliki prestasi yang banyak,” ujar Arya.
Ilham Alfarizi peraih medali emas International Kangaroo Mathematic Contest 2020 mengaku kesulitan dengan system pembelajaran jarak jauh atau online. Menurut dia, pembelajaran dengan cara online membuat siswa kurang optimal.
Raisha Putri Aprilia yang ditunjuk Kemendikbud sebagai Junior Ambassador for Asia Pasific Convention di Fukuoka Jepang mengaku sudah bosan belajar di rumah.
“Kira-kira kapan kita bisa masuk sekolah ya pak?’’ tanya Raisha.
Menjawab hal itu, menurut Moeldoko kesiapan sekolah sangat tergantung pada perkembangan di tiap daerah terkait Covid-19. Pemerintah juga mendengar soal kesulitan pasokan internet untuk pembelajaran secara online.
“Banyak masukan dari masyarakat yang akan kami carikan solusinya. Tapi sementara kita harus pembelajaran secara online,” ujarnya.
Selain itu, Moeldoko meminta agar anak-anak tetap menjaga impian yang terus diperjuangkan. Kuncinya adalah komitmen yang kuat. Moeldoko juga meminta tidak ada kata menyerah dalam kondisi sesulit apapun.
“Kalian anak Indonesia bisa jadi apapun. Kamu bisa mimpi jadi menteri bahkan presiden. Cita-cita tidak datang begitu saja, cita cita hatus diperjuangkan,’ tegasnya. (KSP)