Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri terkait Pembangunan Proyek Strategis Nasional Grass Root Refinery (GRR) Tuban di Jakarta, Kamis (9/11).
Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko menegaskan bahwa proyek Grass Root Refinery (GRR) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) di Tuban, Jawa Timur sangat potensial dan strategis namun perlu untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut. Hal tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kemenko Bidang Investasi dan Maritim serta PT Pertamina di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (9/10).
Sebagai salah satu proyek strategis nasional, lanjut Moeldoko, perlu dilakukan pemantauan serta evaluasi mengenai kelanjutan dari proyek yang menggandeng PT Rosneft dari Rusia tersebut. Terutama dengan adanya dinamika geopolitik internasional yang terjadi saat ini, Moeldoko mengingatkan pentingnya pertimbangan situasi diplomatik kedua negara untuk memastikan jalannya proyek tersebut.
“Permasalahan di pendanaan memang urgent, tapi ketegangan politik sekarang perlu dipikirkan baik-baik juga karena pasti berpengaruh ke energi, ekonomi juga pangan dan paling penting untuk hubungan kedua negara,” ujar Moeldoko.
Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko mengatakan perlunya dibuat beberapa skema pendanaan yang memungkinkan untuk dilakukan. Lebih lanjut, Moeldoko mengatakan bahwa saat ini masalah pendanaan yang terhambat tidak bisa dijadikan satu-satunya alasan untuk menghentikan proyek tersebut.
“Kemenkeu perlu pikirkan lebih lanjut dari sisi keuangannya, anggaplah negara hadir disitu dukungan keuangan apa saja manfaatnya,” ujarnya.
Kendati demikian, Moeldoko menyarankan pihak Pertamina untuk berdiskusi dengan pihak Rosneft dalam persoalan tersebut agar segera mencari solusi terbaik untuk proyek ini. “Dari sisi Pertamina pasti ada hitung untung rugi, tapi dari sisi lebih besar mengelola negara ini juga harus pikirkan hubungan kedua negara,” ujarnya.
Sebelumnya, PSN kilang GRR di Tuban Jawa Timur ini memiliki kendala pada kesiapan pendanaan pada tahapan Final Investment Decision (FID) dan dalam proses pemilihan kontraktor Engineering, Procurement and Construction (EPC). Menyikapi hal tersebut, Moeldoko mengatakan perlunya evaluasi lebih lanjut dari pihak-pihak terkait dalam proyek ini, sehingga rekomendasi kepada Presiden atas PSN tersebut dapat dipertanggungjawabkan. “Nanti kita akan sampaikan memo ke Presiden, bahwa proyek ini masih akan dievaluasi,” tegasnya.
Sementara itu, pihak Pertamina yang diwakili Direktur Logistik dan Infrastruktur, Alfian Nasution menyebutkan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Rosneft mengenai berbagai opsi dalam kelanjutan proyek ini. “Kita akan bertemu pihak Rosneft minggu ini, sehingga respon mereka akan kita jadikan pertimbangan juga,” ujarnya. (Rizaldy/KSP)