![](https://i1.wp.com/mandarnews.com/wp-content/uploads/2022/10/IMG-20221014-WA0000.jpg?fit=750%2C412&ssl=1)
Relawan Gabungan GMNI dan STIKAP Mamuju di Lokasi banjir bandang Kelurahan Sinyoyoi, Kecamatan Kalukku.
Mamuju, mandarnews.com – Gabungan komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Mamuju bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Andini Persada (STIKAP) Mamuju menggelar penggalangan dan menyalurkan bantuan untuk korban banjir bandang di Kecamatan Kalukku, Kamis (13/10).
Tingginya lumpur akibat banjir, diakui para relawan muda itu jadi tantangan tersendiri dalam mendistribusikan bantuan. Sejumlah wilayah juga didapati para relawan belum tersentuh bantuan.
Menurut koordinator lapangan Yudi Toda, jembatan penghubung yang terputus dan material lumpur yang menumpuk menyulitkan akses masuk. Untuk mendistribusikan bantuan, para relawan harus berjalan kaki 2 kilometer.
“Di Kassa dan Pammoseang di Kelurahan Sinyoyoi belum tersentuh bantuan. Akses menuju ke sana juga sulit karena jembatan penghubung putus,” kata Yudi, Kamis (13/10).
Selain itu, warga melaporkan di Lingkungan Kassa dan Pammoseang, masing-masing ada 4 rumah hanyut di tersapu banjir.
Sementara itu, Ketua BEM STIKAP Mamuju Ince Hijrah mengungkapkan, selain logistik, saat ini warga mulai membutuhkan pelayanan kesehatan.
“Kami bawakan obat, vitamin, peralatan bayi, dan sembako tetapi saat ini kami juga mendapati jika warga sudah mulai membutuhkan pelayanan kesehatan, terutama pada bayi, lansia dan ibu hamil,” tutur perempuan yang akrab disapa Hijrah itu.
Selain menyalurkan logistik dan pelatan bayi, para relawan juga turut membantu membersihkan rumah warga yang tergenang lumpur hingga lutut orang dewasa.