Sekda Mamasa, Ardiansyah bersama Kadis Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Mamasa, Daud Tandi Arruan saat memantau TPA Salubue dan TPA baru di Malakbo
Mamasa, mandarnews.com – Jika hari libur dominan digunakan orang ke tempat wisata atau pusat perbelanjaan, maka lain halnya yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mamasa, Ardiansyah, yang memanfaatkan hari libur dengan berkunjung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Kondosapata’.
Hari pertama Sekda Mamasa bekerja dimanfaatkan dengan mengunjungi dua fasilitas umum tersebut, guna mengetahui sejumlah persoalan yang menjadi hambatan dan perlu menjadi perhatian.
Pria yang menyandang titel Sarjana Sains Terapan Pemerintahan (S. STP) tersebut menggunakan hari libur untuk memantau tempat pelayanan umum seperti RSUD berdasarkan anggapan bahwa situasi pelayanan yang sebenarnya dapat diketahui saat hari libur.
Secara dadakan, beberapa awak media yang kebetulan berkunjung ke kediamannya pun ditawarkan untuk bersama-sama ke TPA sampah yang terletak di Salubue, Kecamatan Sesena Padang (Sespa) untuk memantau volume sampah di area tersebut.
Matahari mulai terbit sempurna tepat pukul 09.20 saat kendaraan dinas yang digunakan tiba di TPA Salubue yang berjarak sekitar 9 kilometer dari pusat Kota Mamasa. Bau menyengat yang berasal dari sampah yang berhamburan di lokasi itu tidak menjadi penghalang bagi Kepala Dinas (Kadis) Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Daud Tandi Arruan dan Sekda Mamasa, Ardiansyah untuk spontan masuk ke sekitar tumpukan sampah guna melihat dengan jelas sejumlah hal yang mesti dibenahi .
Usai mengamati TPA sampah, perjalanan dilanjutkan di Lokasi TPA baru di Desa Malakbo, Kecamatan Tandukkalua yang merupakan proyek pembangunan Satuan Kerja (Satker) Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR).
Meskipun akses jalan telah dibeton, namun kondisinya sangat menukik dan curam sehingga sesekali rasa cemas hadir di antara kami, namun akhirnya kami tiba dengan selamat di tempat tersebut.
“Masalah sampah merupakan hal serius sebab tidak ada orang yang tidak menghasilkan sampah. Karenanya, dengan mengamati TPA Salubue yang mulai terbatas dalam menampung sampah, TPA Malakbo akan segera dikoordinasikan ke Satker PLP sebagai penanggungjawab proyek sehingga dalam pemanfaatannya tidak terjadi kekeliruan,” tutur Ardiansyah di lokasi TPA Malakbo, Rabu (3/4/2019).
Beberapa fasilitas di TPA Malakbo dipantau oleh Sekda satu persatu guna memastikan fungsi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), ia juga akan mengundang dan melakukan koordinasi ke Satker PLP Kementerian PU-PR Provinsi Sulawesi Barat agar dalam penggunaannya tidak terjadi kekeliruan.
“Kapasitas TPA Salubue dalam menampung sampah semakin tidak memungkinkan. Selainitu, cenderung berdampak pada masyarakat sekitar lantaran tidak memiliki IPAL sebagaimana TPA baru di Malakbo,” terang Ardiansyah di area TPA baru.
Di sela-sela kesibukannya mendampingi Sekda memantau area TPA, Kadis Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Daud Tandi Arruan mengatakan, persoalan sampah memang hal yang cukup serius untuk diperhatikan.
“Persoalan sampah membutuhkan kesadaran bersama agar masyarakat juga ikut mendukung penanggulangan sampah,” ujar Daud.
Lelaki berbadan tegap tersebut berpendapat, masalah penanganan sampah di Mamasa hingga sekarang terkendala pada jumlah armada (truk sampah) yang masih terbatas.
“Selain itu, personel yang hanya berjumlah 55 orang termasuk staf tentu masih terbatas dalam menangani sampah, sebab jika diamati beberapa kecamatan, seperti Sumarorong, Mambi, dan Tabulahan, persoalan sampahnya mesti segera ditangani,” jelas Daud.
Perjalanan kembali diteruskan usai melakukan pemantauan di area TPA. Kendati jam menunjukkan pukul 11.40 WITA, Ardiansyah memutuskan untuk melanjutkan pantauannya di RSUD Kondosapata’.
Hanya membutuhkan waktu 15 menit dari lokasi TPA untuk memarkir roda empat yang ditumpangi di halaman RSUD Kondosapata’. Rombongan pun bergegas keluar dari mobil dan memantau sejumlah fasilitas yang ada.
Untung, salah satu keluarga pasien menyebutkan, suasana pelayanan RSUD Kondosapata’ memang mulai baik dan bangunan baru yang ditempati lebih nyaman dibandingkan yang sebelumnya.
“Kami harap RSUD Kondosapata’ benar-benar lebih ditingkatkan sehingga tidak lagi harus keluar daerah jika ingin berobat,” tuturnya sembari duduk memangku putrinya.
Selain memantau beberapa ruang pasien serta beberapa fasilitas lainnya, Ardiansyah juga memantau kondisi bak penampungan air bersih untuk RSUD yang selama ini jadi keluhan. Melalui perbincangan ringan ia menyarankan ke petugas yang ikut mengontrol air untuk memaksimalkan kerja lantaran hal itu adalah ibadah.
Di sela-sela kegiatan yang berlangsung di RSUD Kondosapata’, salah satu dokter yang tidak ingin disebutkan namanya juga menyarankan agar Pemerintah Daerah (Pemda) memperhatikan perumahan dokter, sebab suasana bangunan yang mulai rusak dan tidak terawat membuat sejumlah dokter tidak betah dan memilih tinggal di Kota Mamasa.
“Beberapa kelengkapan alat-alat kesehatan juga mesti diperhatikan agar lebih memudahkan setiap dokter spesialis dalam bekerja,” tukas dokter tersebut sambil agak kaku saat diwawancarai.
Setelah menelusuri sejumlah fasilitas bangunan dan suasana pelayanan RSUD Kondosapata’, Ardiansyah berpendapat bahwa fasilitas pokok seperti air, ruang pasien, termasuk Mandi Cuci Kakus (MCK) untuk pelayanan kesehatan memang menjadi fokus utama untuk lebih ditingkatkan.
“Di tahun 2019, rehab bangunan lama akan dilakukan dengan anggaran sekitar Rp3 miliar,” beber Ardiansyah.
Ia melanjutkan, perumahan dokter juga penting menjadi perhatian, sebab hasil pantauan ternyata hanya satu yang layak.
“Masalah yang ada akan disampaikan ke Bupati Mamasa, sebab jika dokter berada di Mamasa tentu mengalami kendala dalam tugas karena membutuhkan waktu untuk perjalanan menuju RSUD Kondosapata’,” ucap Ardiansyah.
Menurutnya, yang perlu ditingkatkan di RSUD Kondosapata’ tinggal sisi kontrol atau pengawasan agar setiap kebutuhan tetap terlayani, misalnya air bersih. (Hapri Nelpan)
Editor : Ilma Amelia