Dua orang siswa SMP Negeri 2 Majene, Defriansah dan Sulyakin didampingi orangtua salah satu dari mereka mengadukan nasibnya ke DPRD Majene, Kamis 11 Oktober.
Mereka mengaku telah di drop out (DO) dari sekolah.Siswa kelas III ini diterima di ruang komisi III DPRD Majene oleh ketua komisi Hasriadi dan anggota komisi, Adi Ahsan.
Kepada komisi III mereka mengaku telah dikeluarkan karena perbuatan mereka yang selalu membolos dan sering terlambat masuk sekolah.
Mendengar penuturan kedua siswa itu, Adi Ahsan mengatakan seharusnya pihak sekolah tidak langsung mengeluarkan tapi diberikan pembinaan.
"Salah satu tujuan pendidikan adalah memberikan pembinaan bukan lantas mengeluarkan ketika ada siswa yang berprilaku kurang baik apalgi jika hanya membolos," tutur Adi Ahsan kepada wartawan media ini.
Ketua Komisi III DPRD Majene Hasriadi mengatakan belum bisa mengeluarkan kesimpulan karena baru mendengar sepihak. Dia lantas memerintahkan staf DPRD untuk membuat surat undangan kepada pihak sekolah dan Dinas Pendidikan.
Pihak Sekolah Bantah DO Siswa
Guru Bimbingan Konseling (BK) SMP Negeri 2 Majene Misbahuddin membantah jika sekolahnya mengeluakan (DO) siswa. Menurutnya, terjadi miskomunikasi antara pihak sekolah dan orangtua siswa.
"Tidak pernah ada kata dikeluarkan, tapi setiap ada siswa bermasalah tingkat tinggi selalu dikonsultasikan ke orang tua supaya sama-sama membina. Sebelumnya masih diupayakan di internal sekolah," kata Misbahuddin kepada Mandar News, Jumat 12 Oktober.
Dia menjelaskan, guru ketika menindaki tidak serta merta memberikan sanksi tapi jauh sebelumnya diberikan bimbingan dan arahan.
"Kita selalu mengadakn evaluasi, dari hasil evaluasi itulah disampaikan ke orang tua siswa mengenai kondisi anak, kita minta mari sama-sama membina supaya bisa lebih baik, kalau bisa lebih baik dari gurunya," terang dia.
Misbahuddin menegaskan tidak pernah pihak sekolah mengeluarkan siswa. Namun dia mengakui kelakuan salah satu siswa yang mengadu di keluarkan terkadang kelewat batas seperti kencing dalam kelas.
Guru pembina olimpiade SMP Negeri 2 Majene Jufri Sahri juga membantah sekolah mengeluarkan ke dua anak tersebut. Dia menjelaskan bahwa pihak sekolah hanya meminta kepada orang tua siswa untuk dibina di rumah beberapa hari kemudian dikembalikan lagi ke sekolah.
"Tapi anak itu tetap masuk sekolah termasuk hari ini," kata Jufri siang tadi. Untuk membuktikan kebenaran, dia membawa wartawan media ini menyaksikan Defriansyah dan Sulyakin berada dalam kelas sedang mengikuti pelajaran.
Anggota Komisi III DPRD Majene Adi Ahsan mengaku telah mendengar informasi bahwa anak itu masuk sekolah."Iya benar anak itu masuk sekolah kembali," katanya.
Komisi III DPRD Majene menganggap permasalahan kedua siswa tersebut selesai dan menganggap tidak ada masalah lagi maka pihak SMP Negeri 2 Majene dan Disdik batal diundang ke DPRD. (rizaldy)