Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo. Sumber foto: kemendesa.go.id
Jakarta – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo mengemukakan, program transmigrasi Indonesia telah menjadi rujukan kebijakan perpindahan penduduk dan pertanahan di negara lain, seperti Malaysia.
Bahkan, transmigrasi juga menjadi fokus kajian penelitian berbagai negara, seperti Jepang, Perancis, dan Amerika Serikat.
“Hingga kini, transmigrasi menjadi fokus kajian peneliti dalam dan luar negeri, seperti dari Jepang, Perancis, Amerika Serikat, yang datang mengkaji dokumen kebijakan, peta kawasan, serta mewawancarai transmigran,” kata Mendes pada Rapat Koordinasi Nasional Transmigrasi di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Mendes menjelaskan, program transmigrasi selama ini telah berhasil membentuk dua provinsi baru, 104 kabupaten baru, 335 kecamatan, dan 1.336 desa definitif baru.
Menurutnya, transmigrasi tak hanya berhasil meningkatkan ekonomi para transmigran dan penduduk lokal, namun juga berhasil memajukan wilayah tujuan transmigrasi.
“Saat ini, capaian transmigrasi di 619 kawasan transmigrasi dan 48 kawasan program revitalisasi telah mengelola 4,2 juta transmigran, termasuk 1,7 tenaga kerja yang tinggal di kawasan seluas 4,4 juta hektare,” sebut Mendes.
Ia menjabarkan, lahan produktif di kawasan transmigrasi tersebut mencakup 1.001.070 hektare sawah, 310.332 hektare lahan jagung, 1.144.080 perkebunan sawit, dan 429.030 hektare perkebunan karet.
“Pendapatan penduduk di kawasan transmigrasi ini mencapai Rp 17 triliun per tahun,” ucap Mendes.
Sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, tambahnya, target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah terpenuhi karena dibantu oleh banyak kementerian.
Capaian tersebut adalah dengan terbangunnya 140 kawasan transmigrasi sebagai sumber produksi pangan nasional dan terbentuknya 20 kawasan perkotaan baru. (rilis Kemendes)
Editor: Ilma Amelia