Tapi tunggu dulu! Papua tidak sebiadab itu. Tahun lalu, ketika konflik memanas di sana dan orang-orang pendatang diusir oleh sebagian besar orang-orang asli Papua karena merasa diperlakukan tidak adil, beberapa orang Papua lainnya pasang badan melindungi orang-orang pendatang yang hendak diusir.
Kita semua patut mengapresiasi segala bentuk rasa duka yang ditujukan kepada Yunus dan keluarga. Hanya saja, jika rasa duka yang disampaikan itu berpotensi menimbulkan luka baru, lalu untuk apa dan kepada siapa kita berduka? Untuk kematian berikutnya? Tentu tidak!
Di mana pun, siapa pun, berpotensi untuk menjadi biadab. Dan hal ini tidak hanya berlaku untuk orang Papua. Di Mandar sendiri, melalui youtube, kita bisa melacak rekam jejak tentang bagaimana segelintir orang Mandar yang tega menebas sanak saudara sendiri. Untuk itu, kita: Mandar atau pun Papua, wajib mengecam, mengutuk dan mengakhiri perbuatan biadab yang menimpa Yunus dan keluarga baru-baru ini. Bukan dengan cara membangun narasi yang propokatif, tapi dengan menyerahkan kasus ini ke pihak keamanan. Paling tidak, jika pihak keamanan kecolongan menyelamatkan nyawa Yunus, para pelaku harus bisa ditindak seberat-beratnya. Seadil-adilnya.
Terakhir, sebagai bentuk duka yang mendalam, sekali lagi, kita perlu berbelasungkawa sedalam dalamnya. Bukan saja untuk Mandar yang sedang berduka, tapi juga untuk Papua, yang terluka oleh beberapa orang-orangnya yang kejam.
Karena yang harus kita yakini, orang-orang kejam itu bertindak bukan atas nama Papua, tapi atas nama kebodohan dan kesetanan.
Salam!