Briefing sebelum pelepasan tukik dilakukan.
Majene, mandarnews.com – Sebagai salah satu upaya pelestarian penyu dan menjaga dari kepunahan, Komunitas Barane Lestari (Kobarlestari) bersama dosen jurusan Perikanan Universitas Sulawesi Barat, Himpunan Mahasiswa Perikanan Fakultas Peternakan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Majene, anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Majene, serta anak-anak dan masyarakat lokal kembali melakukan pelepasan puluhan bayi penyu atau tukik.
Sebanyak 86 ekor tukik ini dilepasliarkan di Pantai Barane, Rabu (24/4) sore.
Ketua Korbarlestari Hasria mengatakan, pelepasan puluhan tukik ini merupakan pelepasan perdana untuk tahun 2024.
“Ada 104 butir telur penyu yang diamankan dan yang berhasil menetas sebanyak 86 ekor. Itulah kemudian yang kami lepas bersama-sama sore ini,” jelas Hasria.
Ia pun berharap, pelestarian penyu dapat terus dilakukan di semua daerah, mengingat penyu merupakan salah satu hewan yang terancam punah dan dilindungi serta habitatnya semakin terancam.
“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat banyak tentang pelestarian penyu,” ucap Hasria.
Pada kesempatan ini, Hasria juga mengedukasi bahwa adanya telur-telur penyu yang gagal menetas dipengaruhi akar rumput dan sarang yang terlalu lembab.
Sedangkan kendala pada proses pelepasan, salah satu faktor ialah sampah yang bisa menyebabkan penyu terhalang menuju laut lepas.
Hasria pun mengajak untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan habitat penyu, penegakan hukum terhadap perburuan ilegal, tanggung jawab dalam nelayan untuk mengurangi tangkapan sampingan, serta penelitian untuk memahami lebih baik kehidupan dan perilaku penyu. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia