Tumor ganas (dalam lingkaran merah) menggerogoti pahan kanan Nur, warga Desa Baru Kecamatan Luyo Kabupaten Polman Sulawesi Barat.
Polman,mandarnews.com – Sudah enam bulan lamanya warga Desa Baru Kecamatan Luyo Kabupaten Polman ini menderita sakit tumor ganas di paha sebelah kanannya. Akhirnya Nur (43) dapat kembali berobat ke Makassar, setelah sebelumnya pasien tumor ini harus menahan rasa sakit di rumahnya.
Sebelumnya ibu rumah tangga ini pernah berobat ke salah satu rumah sakit di Makassar, namun kerena keterbatasan biaya, akhirnya ibu enam orang anak ini harus terpaksa mengurungkan niatnya untuk menuntaskan pengobatan penyakit yang dideritanya itu.
Namun nampaknya keberuntungan masih menyertai Ibu yang dulu pernah bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Arab Saudi ini. Berkat upaya dari tim relawan gerakan Peduli Kemanusian (Peka), ibu ini akhirnya akan kembali di rujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulsel untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
Ketua tim relawan gerakan Peka, Dwi Haryono, saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap pasien tumor ganas ini selama 4 hari belakangan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar (Polman).
Sebelumnya informasi pasien tumor ini diperoleh dari salah satu tim relawan yang mengajar di sekolah anak pasien. Setelah mengetahui kondisi pasien, para tim langsung melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi ibu ini ke RSUD Polman.
“Kita telusuri semua keluarganya dulu dan pemerintah desanya, untuk saling kerja sama menangani pasien ini, lalu di hari yang sama kami bawa ibu ini ke rumah sakit Polewali,” jelasnya, Selasa, 29 Agustus.
Ia menceritakan, bahwa saat ditemui pasien sudah dalam keadaan parah, tumor pada paha kanan ibu tersebut sudah berukuran besar, sekira bola sepak dan mengeluarkan darah.
Rencananya, pasien tersebut kata Dwi akan segera dirujuk pada hari ini (Selasa, 29 Agustus) ke RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, bila mendapat tumpangan mobil Ambulance dari RSUD Polman. Namum rencana itu tertunda lagi karena dokter RSUD Polman yang menangani ibu tersebut belum memberikan anastesi kepada pasien itu.
“Ini saya bingung karena kemarin kita diharuskan dirujuk tapi sekarang saat biaya sudah ada malah diulur lagi, saya tidak bisa pastikan lagi ini pak karena tadi saya menghadap alasannya pertama Ambulans belum ada, tapi tadi saya liat lagi ambulans sudah ada di depan, saya menghadap lagi alasannya harus ada hasil anestesi dari dokter,” tandasnya.
Sampai berita ini diturunkan, para relawan ini masih menunggu keputusan dari pihak RSUD Polman.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pendampingan tim gerakan Peka pada pasien tumor ganas ini terlaksana juga berkat donasi dari salah satu anggota DPR RI yaitu Muhammad Afzal Mahfuz dan beberapa sumbangan dari hasil penggalangan dana yang dilakukan pihaknya.
“Alhamdulillah bisa kita rujuk ke Makassar berkat bantuan dana dari bapak Muhammad Afzal Mahfuz, bapak bersedia back up biaya pasien selama di Makassar, kebetulan Pak Afzal adalah donatur kami,” katanya.
Sedangkan untuk penggalangan dana, kata Dwi, dilakukan Komunitas Altar, komunitas pegiat Pendidikan yang bermitra dengan gerakan PEKA dan gerakan Barisan Afzal. Penggalangan dana dilakukan pada beberapa Media Sosial dan ruang publik lainya.
Komunitas ini melakukan penggalangan dana untuk membiayai kebutuhan hidup sehari – hari anak pasien selama ibunya dirawat di rumah sakit. Sebab suami Nur, Bayanuddin, yang berkerja serabutan juga akan ikut mendampingi istrinya ke Makassar.
”Penggalangan dana untuk sekedar membantu sebab kalau ibu ini berangkat, enam anaknya tidak ada yang nafkahi, makanya teman – teman inisiatif galang dana untuk biaya anak – anaknya, karena bantuan dari pak Afzal kita fokuskan untuk pasien dan keluarganya yang dampingi ke Makassar,” bebernya.
Lebih jauh Dwi menjelaskan, bahwa gerakan Peduli Kemanusiaan (Peka) dan Barisan Afzal adalah sebuah gerakan yang terbentuk atas dasar rasa empati dan kepedulian para relawan terhadap berbagai persoalan sosial dan kemanusian yang muncul di Masyarakat.
“Penggagasnya ya kita – kita yang selalu dampingi pasien hingga kami berinisiatif buat wadah komunitas ini, saya sebagai ketua Gerakan Peduli Kemanusiaan, sedangkan ketua Barisan Afzal itu saudara Burhan,” imbuhnya.
Komunitas yang baru terbentuk selama 3 bulan ini digagas beberapa pemuda dari kecamatan Campalagian Polman. Para relawan ini terdiri dari berbagai bidang profesi.(Ashari)