Sebelum tinggal di rumah reyotnya, Nurdiah tinggal di Lingkungan Garo’go namun bukan di tanah sendiri dan menjual beras.
“Waktu itu saya pergi ke Malaysia, rumah pun ditempati orang. Setelah kembali, rumah sudah hancur hingga menyebabkan saya tinggal di rumah reyot itu,” imbuh Nurdiah.
Terakhir, ia mendapat bantuan dari pemerintah berupa beras miskin (raskin). Namun, sudah dua bulan bantuan itu tidak datang lagi. Sempat juga didata untuk penerima bedah rumah namun sampai saat ini tidak ada.
Rumah reyot Nurdiah sebelumnya hanya berukuran kurang lebih 5 x 3 meter persegi. Banyak tiang mulai lapuk, bahkan sebagian sisi rumah sudah hancur. Alasnya pun, kaki akan jatuh saat berpijak karena banyak yang sudah lepas.
Rumah barunya yang saat ini dalam proses pengerjaan lebih besar dan lebih tinggi, bahkan terlihat cukup besar jika dibanding rumah sebelumnya.
Saat mendirikan tiang rumah baru Nurdiah, tukang dibantu oleh warga dan Kepala Lingkungan setempat. (Putra)
Editor: Ilma Amelia